Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry bertolak ke Turki hari Jumat (12/9) untuk membantu menggalang dukungan internasional dalam memerangi ekstrimis Negara Islam (ISIS).
Dalam pembicaraan dengan Kerry hari Kamis (11/9) di Arab Saudi, Turki menolak untuk mendukung rencana komprehensif yang dipimpin Amerika untuk mengalahkan militan Negara Islam itu.
Sepuluh negara Arab bergabung dalam koalisi, berjanji untuk membantu Amerika menghancurkan ekstrimis Negara Islam (ISIS) di mana pun, termasuk di Irak dan Suriah.
Sebuah pernyataan mengatakan koalisi itu akan menghentikan arus pejuang asing, memotong dana untuk kelompok tersebut, dan memberikan bantuan kepada orang-orang yang diteror oleh kelompok itu. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa mereka juga akan berpartisipasi dalam "banyak aspek operasi militer yang terkoordinasi" apabila diperlukan.
Turki, yang memiliki perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Suriah, telah enggan untuk mengambil peran aktif dalam koalisi itu. Para pejuang Negara Islam saat ini menahan 49 wargaTurki, termasuk diplomat dan keluarga mereka, yang diculik dari konsulat bulan Juni.
Pihak berwenang intelijen Amerika mengatakan hari Kamis (11/9) kelompok Negara Islam itu lebih kuat daripada yang telah mereka perkirakan semula. CIA mengatakan, kelompok itu memiliki antara 20.000 dan 31.500 pejuang di Irak dan Suriah. Ini jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yaitu 10.000.
Dalam pembicaraan di Arab Saudi, Kamis (11/9), Turki menolak untuk mendukung rencana komprehensif yang dipimpin Amerika untuk mengalahkan militan Negara Islam itu.