Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis (11/1) dijadwalkan bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi di tengah-tengah upaya untuk membendung perang Israel-Hamas di Jalur Gaza dan memastikan pembebasan sisa sandera yang ditawan militan di Gaza.
Mesir memainkan peran penting dalam menengahi gencatan senjata sementara sebelum ini. Selama gencatan itu, Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera dan Israel membebaskan 240 orang Palestina yang ditahannya.
Jenderal purnawirawan Kennetth “Frank" McKenzie, mantan panglima Komando Pusat AS, menyatakan pesimismenya dalam sebuah webinar pada Rabu.
“Saya pikir akan sulit sekali untuk mendapatkan kembali para sandera… Mereka adalah hal terakhir yang dimiliki Hamas,” ujarnya. “Saya tidak optimistis kita akan mendapatkan kembali banyak sandera tersebut.”
BACA JUGA: Menlu AS Blinken akan Bahas Reformasi Otoritas Palestina dengan AbbasPembicaraan di Kairo berlangsung sehari setelah Blinken bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat, dan Abbas kemudian mengadakan pembicaraan dengan Sissi dan Raja Yordania Abdullah II.
Para pemimpin Yordania, Mesir dan Palestina mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan masyarakat internasional agar mempertahankan tekanan bagi gencatan senjata segera di Gaza dan untuk melindungi warga sipil Palestina. Para pemimpin juga menyoroti perlunya warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka di Gaza, dan mereka menolak setiap upaya Israel untuk menduduki kembali sebagian wilayah tersebut setelah perang.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pernyataan yang ditayangkan televisi pada Rabu malam bahwa Israel “tidak berniat untuk menduduki Gaza secara permanen atau menyingkirkan populasi sipilnya.”
“Israel memerangi teroris Hamas, bukan populasi Palestina, dan kami melakukannya dengan mematuhi sepenuhnya hukum internasional,” katanya.
Israel telah setuju untuk mengizinkan satu misi PBB untuk mengevaluasi situasi di Gaza Utara yang dilanda perang terkait kepulangan para pengungsi Palestina secara aman.
Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Rabu mengatakan bahwa misi ini “bergantung pada jaminan keamanan” dari Israel.
PBB berharap dapat melakukannya sesegera mungkin, karena ini penting untuk merencanakan peningkatan bantuan kemanusiaan di Gaza Utara.
Para diplomat mengatakan Israel telah mengundang para anggota Dewan Keamanan PBB untuk berkunjung ke negara itu akhir bulan ini. [uh/ab]