Menlu AS John Kerry dan Menlu China Wang Yi bertemu di Washington menjelang pembukaan Sidang Majelis Umum PBB untuk membahas berbagai isu penting.
WASHINGTON DC —
Menteri Luar Negeri John Kerry dan Menteri Luar Negeri Wang Yi membahas keprihatinan bersama mulai dari senjata nuklir di Korea Utara, senjata kimia di Suriah, isu Iran, hingga keamanan maritim di Laut Cina Selatan dan sengketa wilayah China dengan negara-negara tetangganya.
“Dari dialog kita mengenai hak cipta sampai keamanan maritim dan HAM, kita bertekad untuk bekerja sama mengatasi isu-isu sulit, dan seperti yang diketahui kita punya agenda yang sangat besar,” papar Kerry.
Wang mengatakan penting untuk membuat kemajuan.“Kami mengharapkan tidak ada konflik dan konfrontasi, serta saling menghormati dan kerjasama dalam semua aspek hubungan China-Amerika bisa menguntungkan kedua negara,” kata Wang.
Amerika berharap hubungan baik dengan China akan membantu menyelesaikan konflik China dengan Jepang atas kepulauan di Laut Cina Timur .
Persaingan patroli telah meningkatkan ketegangan, begitu pula gagasan Jepang yang ingin menempatkan pegawai negeri di sana.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei, mengatakan, “China memiliki tekad yang tak tergoyahkan untuk melindungi kedaulatan wilayahnya dan tidak akan mentolerir eskalasi apapun. Jika pihak Jepang membuat gerakan provokatif tidak bertanggung jawab, Jepang harus menerima konsekuensinya.”
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan Jepang tidak bisa mengabaikan tantangan wilayah.
“Kita harus membaca peta hubungan internasional dengan mata sendiri, menggunakan otak untuk mengetahui peran Jepang....,"kata PM Abe.
China juga menghadapi klaim tandingan di Laut Cina Selatan dari Filipina, Vietnam dan negara-negara lain .
Manila sedang mempertimbangkan menyingkirkan blok beton yang diduga ditempatkan China di perairan yang disengketakan sebagai bagian dari klaimnya .
Filipina telah membawa kasusnya ke Konvensi PBB mengenai UU Kelautan, tapi China menolak permintaan Manila untuk arbitrasi dengan berkeras penentuan batas-batas maritim adalah masalah kedaulatan yang tidak diatur oleh badan PBB itu.
“Dari dialog kita mengenai hak cipta sampai keamanan maritim dan HAM, kita bertekad untuk bekerja sama mengatasi isu-isu sulit, dan seperti yang diketahui kita punya agenda yang sangat besar,” papar Kerry.
Wang mengatakan penting untuk membuat kemajuan.“Kami mengharapkan tidak ada konflik dan konfrontasi, serta saling menghormati dan kerjasama dalam semua aspek hubungan China-Amerika bisa menguntungkan kedua negara,” kata Wang.
Amerika berharap hubungan baik dengan China akan membantu menyelesaikan konflik China dengan Jepang atas kepulauan di Laut Cina Timur .
Persaingan patroli telah meningkatkan ketegangan, begitu pula gagasan Jepang yang ingin menempatkan pegawai negeri di sana.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei, mengatakan, “China memiliki tekad yang tak tergoyahkan untuk melindungi kedaulatan wilayahnya dan tidak akan mentolerir eskalasi apapun. Jika pihak Jepang membuat gerakan provokatif tidak bertanggung jawab, Jepang harus menerima konsekuensinya.”
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan Jepang tidak bisa mengabaikan tantangan wilayah.
“Kita harus membaca peta hubungan internasional dengan mata sendiri, menggunakan otak untuk mengetahui peran Jepang....,"kata PM Abe.
China juga menghadapi klaim tandingan di Laut Cina Selatan dari Filipina, Vietnam dan negara-negara lain .
Manila sedang mempertimbangkan menyingkirkan blok beton yang diduga ditempatkan China di perairan yang disengketakan sebagai bagian dari klaimnya .
Filipina telah membawa kasusnya ke Konvensi PBB mengenai UU Kelautan, tapi China menolak permintaan Manila untuk arbitrasi dengan berkeras penentuan batas-batas maritim adalah masalah kedaulatan yang tidak diatur oleh badan PBB itu.