Pemerintah AS mengirim Menteri Luar Negeri John Kerry ke London untuk bertemu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov guna mengakhiri krisis di Ukraina.
WASHINGTON DC —
Menlu AS John Kerry mengatakan pertemuan tatap muka dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan dilangsungkan hari Jumat (14/3) dan merupakan bagian terakhir dari serangkaian pembicaraan yang dilakukannya dan Presiden Barack Obama bersama pejabat-pejabat Rusia.
“Meskipun kami menghormati sejarah, budaya dan kepentingan-kepentingan mendalam Rusia lainnya, dengan menghormati Ukraina – khususnya Krimea – tidak ada yang bisa membenarkan intervensi yang telah disaksikan dunia,” kata Kerry.
Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan kepada para anggota Kongres, Amerika dan mitra-mitra Eropa telah menegaskan kepada Rusia bahwa banyak cara untuk menunjukkan keprihatinan tanpa eskalasi lebih jauh. Ia menambahkan Amerika tidak percaya bahwa mengucilkan Rusia akan memuaskan kepentingan semua pihak.
Pernyataan Kerry itu disampaikan ketika Presiden Obama bertemu Perdana Menteri Sementara Ukraina Arseniy Yatsenyuk di Gedung Putih. Kunjungan Kerry dilakukan menjelang referendum yang direncanakan dilaksanakan hari Sabtu di Krimea, untuk setuju atau tidak bergabung dengan Rusia.
Sementara itu, ketika negara-negara adidaya berdebat soal integritas wilayah Ukraina, Lapangan Kemerdekaan di Kyiv yang dikenal sebagai “Maidan” masih diduduki para demonstran. Ratusan demonstran yang membantu menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych mengatakan mereka tidak akan mundur hingga korupsi politik di Ukraina dibenahi.
Pemimpin kelompok Pertahanan Diri Maidan ke-14 Volodymir Pak sudah berada di lapangan itu sejak demonstrasi dimulai November lalu. Ia mengatakan, “Setidaknya para demonstran akan berada di lapangan itu hingga berakhirnya pemilu presiden tanggal 25 Mei dan pemilu parlemen pada akhir tahun 2015”.
Rusia membenarkan langkahnya di Krimea dengan mengatakan para ekstrimis telah mengambil alih Kyiv dalam bentrokan dengan aparat keamanan yang menewaskan hampir seratus orang. Tetapi meski ada kelompok-kelompok yang tampaknya mengancam, kamp demonstran itu tetap damai.
Patroli bersama kelompok-kelompok pamswakarsa dan polisi sangat berhasil – ujar Sergey Kolchanov – yang membantu mengatur mereka.
“Kami menyerukan kepada mereka yang telah berpatroli di jalan-jalan dan mengadakan pertemuan-pertemuan agar sepakat untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan diantara kita karena ada begitu banyak orang dengan beragam pandangan politik disini,” papar Kolchanov .
Letnan Kolonel Oleksandr Bilkonny yang mengepalai patroli distrik Shevchenko mengatakan patroli bersama itu memulihkan kepercayaan terhadap polisi dan menurunkan kejahatan jalanan hingga ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak era Sovyet.
“Meskipun kami menghormati sejarah, budaya dan kepentingan-kepentingan mendalam Rusia lainnya, dengan menghormati Ukraina – khususnya Krimea – tidak ada yang bisa membenarkan intervensi yang telah disaksikan dunia,” kata Kerry.
Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan kepada para anggota Kongres, Amerika dan mitra-mitra Eropa telah menegaskan kepada Rusia bahwa banyak cara untuk menunjukkan keprihatinan tanpa eskalasi lebih jauh. Ia menambahkan Amerika tidak percaya bahwa mengucilkan Rusia akan memuaskan kepentingan semua pihak.
Pernyataan Kerry itu disampaikan ketika Presiden Obama bertemu Perdana Menteri Sementara Ukraina Arseniy Yatsenyuk di Gedung Putih. Kunjungan Kerry dilakukan menjelang referendum yang direncanakan dilaksanakan hari Sabtu di Krimea, untuk setuju atau tidak bergabung dengan Rusia.
Sementara itu, ketika negara-negara adidaya berdebat soal integritas wilayah Ukraina, Lapangan Kemerdekaan di Kyiv yang dikenal sebagai “Maidan” masih diduduki para demonstran. Ratusan demonstran yang membantu menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych mengatakan mereka tidak akan mundur hingga korupsi politik di Ukraina dibenahi.
Pemimpin kelompok Pertahanan Diri Maidan ke-14 Volodymir Pak sudah berada di lapangan itu sejak demonstrasi dimulai November lalu. Ia mengatakan, “Setidaknya para demonstran akan berada di lapangan itu hingga berakhirnya pemilu presiden tanggal 25 Mei dan pemilu parlemen pada akhir tahun 2015”.
Rusia membenarkan langkahnya di Krimea dengan mengatakan para ekstrimis telah mengambil alih Kyiv dalam bentrokan dengan aparat keamanan yang menewaskan hampir seratus orang. Tetapi meski ada kelompok-kelompok yang tampaknya mengancam, kamp demonstran itu tetap damai.
Patroli bersama kelompok-kelompok pamswakarsa dan polisi sangat berhasil – ujar Sergey Kolchanov – yang membantu mengatur mereka.
“Kami menyerukan kepada mereka yang telah berpatroli di jalan-jalan dan mengadakan pertemuan-pertemuan agar sepakat untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan diantara kita karena ada begitu banyak orang dengan beragam pandangan politik disini,” papar Kolchanov .
Letnan Kolonel Oleksandr Bilkonny yang mengepalai patroli distrik Shevchenko mengatakan patroli bersama itu memulihkan kepercayaan terhadap polisi dan menurunkan kejahatan jalanan hingga ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak era Sovyet.