Menlu AS Desak Pakistan Cari Keringanan Utang dari China pasca Diterjang Banjir

Sejumlah warga Pakistan yang mengungsi akibat banjir yang menerjang tempat tinggal mereka, mendapat bantuan yang didistribusikan oleh tentara Pakistan di provinsi Balochistan, pada 17 September 2022. (Foto: AP/Zahid Hussain)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyerukan Pakistan agar meminta keringanan utang dari mitra dekatnya, China, setelah banjir melanda negara Asia Selatan itu.

Blinken, pada Senin (26/9), menjanjikan dukungan kuat dari Amerika Serikat bagi Pakistan yang baru saja dilanda banjir. Sepertiga bagian negara itu, yang seluas wilayah Inggris, tenggelam oleh banjir.

BACA JUGA: Polisi Karachi Selidiki Ayah yang Membakar Anaknya karena Tak Buat PR

"Kami mengirim pesan sederhana. Kami di sini untuk Pakistan, seperti kami lakukan pada bencana alam dulu, melihat ke depan untuk membangun kembali," kata Blinken setelah pembicaraan di Washington dengan Menteri Luar Negeri Bilawal Bhutto Zardari.

China adalah mitra utama Pakistan dalam bidang ekonomi maupun politik. Negara itu menawarkan pembangunan infrastruktur "koridor ekonomi" senilai $54 miliar, yang akan memberi China akses ke Samudra Hindia. Namun, kepentingan China tersebut juga menghadapi serangan dari kelompok separatis.

Amerika Serikat telah berulang kali menuduh China akan meraup untung sementara Pakistan akan menghadapi utang dari kerja sama yang terjalin antara kedua negara itu. Hubungan antara AS dan Pakistan sendiri yang terjalin lewat aliansi di masa Perang Dingin kini telah rusak.

Pakistan telah berulang kali menepis peringatan yang disampaikan oleh Amerika Serikat itu, yang menganggap China sebagai pesaing besar globalnya.

BACA JUGA: Utusan Khusus PBB Angelina Jolie Temui Korban Banjir di Pakistan

Sekitar 1.600 orang, di mana sepertiganya adalah anak-anak, tewas dalam bencana banjir di Pakistan. Lebih dari tujuh juta orang mengungsi, di tengah kekhawatiran bahwa bencana parah seperti itu akan menjadi rutin karena perubahan iklim.

Amerika Serikat telah menjanjikan bantuan kemanusiaan sebesar $56 juta dan mengirim 17 pesawat yang sarat pasokan, dengan menjanjikan untuk memberikan dukungan jangka panjang. [ka/rs]