Perundingan antara pihak-pihak yang berperang di Afghanistan kemungkinan akan berlangsung sengit, namun itu merupakan satu-satunya cara untuk maju jika rakyat Afghanistan ingin mewujudkan perdamaian setelah puluhan tahun terlibat konflik yang tidak berkesudahan, kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Peringatan itu disampaikan Pompeo, Jumat (11/9), dalam perjalanannya menuju Qatar, di mana perundingan antara rakyat Afghanistan dijadwalkan mulai berlangsung Sabtu (12/9). Perundingan itu sendiri dilangsungkan sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian yang ditengahi Washington dengan Taliban 29 Februari lalu, yang ditujukan untuk mengakhiri perang di Afghanistan, dan menarik mundur pasukan AS.
BACA JUGA: Pembicaraan Damai Afghanistan yang Dimediasi AS Dimulai SabtuPresiden Donald Trump menjanjikan penarikan mundur tentara AS dari Afghanistan sebagai salah satu janjinya pada pemilihanpresiden 2016. Menjelang pemilihan November mendatang, Washington meningkatkan tekanannya untuk memulai perundingan antara pihak-pihak yang berperang di Afghanistan.
Pada konferensi pers, Kamis (10/9), Trump menyebut perundingan itu menggembirakan dan mengatakan bahwa jumlah tentara AS di Afghanistan menjelang November diperkirakan hanya 4.000. Meskipun sejumlah penundaan mewarnai rencana berlangsungnya perundingan itu, Washington sendiri telah mulai menarik sebagian pasukannya sejak kesepakatan 29 Februari ditandatangani.
Pompeo sendiri menegaskan, AS siap menempatkan kembali pasukannya di Afghanistan jika muncul ancaman ketidakamanan di negara itu, atau jika Taliban melanggar komitmennya untuk mendukung usaha perdamaian di Afghanistan dan memerangi kelompok-kelompok teroris yang mengancam AS dan sekutu-sekutunya. [ab/uh]