Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada hari Minggu (12/5) mengatakan ada beberapa contoh di mana dalam perang di Gaza, Israel telah “bertindak tidak konsisten dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.” Pernyataan Blinken ini mengacu pada laporan yang dirilis oleh pemerintahan Biden pada Jumat (10/5) lalu.
“Laporan itu menjelaskan lingkungan militer yang luar biasa rumit. Ada musuh yang dengan sengaja meleburkan diri dengan warga sipil yang bersembunyi di bawah dan di dalam sekolah, masjid, gedung apartemen, dan menembaki pasukan Israel dari tempat-tempat tersebut. Sangat, sangat sulit dalam perang yang sedang berkecamuk untuk membuat penilaian yang pasti tentang setiap insiden,” ujar Blinken.
Namun ia menambahkan, “hasil yang telah kami lihat dalam hal jatuhnya korban warga sipil yang tidak berdosa dalam jumlah yang mengerikan, masuk akal untuk menilai – sebagaimana yang kami sampaikan dalam laporan itu – ada beberapa contoh di mana Israel telah bertindak tidak sesuai dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional. Penyelidikan masih terus dilakukan oleh pihak kami dan Israel.”
Pasukan Israel pada hari Minggu telah masuk lebih dalam ke Kota Rafah di selatan Gaza dan bertempur melawan Hamas di beberapa bagian utara yang hancur. Sebelumnya militer Israel mengatakan telah membersihkan kawasan itu beberapa bulan lalu, namun anggota-anggota kelompok militan itu telah berkumpul kembali.
BACA JUGA: Pertempuran Berkecamuk di Kamp Pengungsi Jabalia, Gaza UtaraSekitar 360.000 orang telah meninggalkan Rafah menyusul perintah evakuasi dari Israel, yang mengatakan mereka harus menyerang untuk membubarkan Hamas dan membebaskan sandera yang diculik dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang.
Blinken menegaskan kembali tentangannya terhadap serangan militer besar-besaran Israel ke Rafah. Saat diwawancarai NBC pada hari Minggu, Blinken mengatakan Israel “berpotensi mewarisi pemberontakan dengan begitu banyak anggota Hamas yang masih bersenjata” tanpa adanya jalan keluar dari Gaza dan rencana tata kelola pascaperang.
Perluasan operasi militer Israel ke Rafah telah mengundang peringatan dari Mesir. Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pihaknya bermaksud untuk bergabung secara resmi dengan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional yang menuduh Israel melakukan genosida di Gaza; yang telah dibantah oleh Israel. Pernyataan itu menyatakan “tingkat dan cakupan serangan Israel terhadap warga sipil Palestina semakin memburuk.” [em/jm]