Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan transisi politik di Haiti sedang berjalan, meskipun proposal untuk melantik kepemimpinan baru di Haiti tampaknya gagal terlaksana pada Rabu (13/3), karena beberapa partai politik di negara itu menolak rencana pembentukan dewan kepresidenan yang bertugas mengelola transisi kepemimpinan.
Dewan itu semula dibebani tanggung jawab untuk memilih perdana menteri sementara dan sekelompok menteri yang akan berusaha memetakan jalan baru bagi negeri Karibia yang dikuasai oleh geng-geng bersenjata itu.
Krisis kekerasan di Haiti telah memaksa sekolah-sekolah dan tempat-tempat usaha tutup, serta mengganggu kehidupan masyarakat sehari-hari di seantero negeri.
Jean Charles Moise, mantan senator sekaligus calon presiden yang bekerja sama dengan mantan pemimpin pemberontak Guy Philippe, mengadakan konferensi pers pada hari Rabu untuk mengumumkan penolakannya terhadap usulan pembentukan dewan kepresidenan yang didukung komunitas internasional.
Moise berkukuh bahwa dewan kepresidenan beranggotakan tiga orang, yang belum lama ini ia bentuk bersama Philippe dan seorang hakim Haiti, yang seharusnya diimplementasikan.
BACA JUGA: Uni Eropa Kirim Bantuan Senilai 20 Juta Euro ke HaitiSekutunya, Philippe, yang membantu memimpin pemberontakan yang sukses pada tahun 2004 untuk melawan mantan Presiden Jean-Bertrand Aristide dan baru-baru ini bebas dari penjara AS setelah mengaku bersalah melakukan tindak pidana pencucian uang, mengatakan bahwa tidak boleh ada warga Haiti yang menerima usulan apa pun dari komunitas internasional.
Blinken, dalam konferensi pers hari Rabu, mengatakan ada upaya komprehensif yang dilakukan beberapa negara untuk mengakhiri penderitaan rakyat Haiti, akan
tetapi hal ini memerlukan sistem politik yang lebih stabil, bantuan untuk membangun perekonomian, serta keamanan yang dibangun kembali di tengah kepungan geng-geng bersenjata yang mengambilalih negara itu.
“Transisi politik sedang berjalan dengan adanya Dewan Kepresidenan sementara, dengan seorang perdana menteri sementara, dengan badan-badan baru yang sedang dibentuk untuk memantau pemilu,” kata Blinken.
Ia menambahkan, “Semua ini tidak mudah. Semua ini tidak akan terjadi dalam hitungan hari. Namun setidaknya ada sebuah rencana, sebuah proses untuk melakukan hal itu. Ini dirancang oleh orang Haiti, dipimpin orang Haiti, tapi didukung oleh banyak negara, bukan hanya yang ada di belahan bumi ini, tapi juga seluruh dunia.”
Perdana Menteri Haiti Ariel Henry pada Selasa (12/3) mengumumkan bahwa dirinya akan mengundurkan diri begitu dewan transisi kepresidenan dibentuk. [rd/rs]