Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry tiba di ibukota, Juba, hari Jumat (2/5) dan bertemu selama lebih dari satu jam dengan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry berusaha mengatur pembicaraan langsung antara presiden Sudan Selatan dan pemimpin pasukan pemberontak untuk mengakhiri kekerasan yang meningkat di negara itu.
Menlu AS John Kerry tiba di ibukota, Juba, hari Jumat (2/5) dan bertemu selama lebih dari satu jam dengan Presiden Salva Kiir. Dia mengatakan setelah pertemuan itu bahwa Presiden Kiir bersedia untuk melakukan pembicaraan damai di Ethiopia pekan depan yang "mudah-mudahan" akan dihadiri oleh pemimpin pemberontak dan mantan wakil presiden Riek Machar. Ia mengatakan akan berbicara dengan Machar melalui telepon Jumat sore (2/5).
Menteri Kerry meminta kedua tokoh itu mengutuk serangan-serangan bermotif etnis terhadap warga sipil. Kerry juga berusaha menegosiasikan kesepakatan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika sesegera mungkin guna menghentikan pertempuran dan melindungi warga sipil.
Pertempuran meletus di Sudan Selatan bulan Desember lalu setelah Presiden Kiir menuduh Machar berusaha melakukan kudeta.
Kekerasan di negara terbaru di dunia itu telah menewaskan ribuan orang dan menelantarkan lebih dari satu juta orang.
Menlu AS John Kerry tiba di ibukota, Juba, hari Jumat (2/5) dan bertemu selama lebih dari satu jam dengan Presiden Salva Kiir. Dia mengatakan setelah pertemuan itu bahwa Presiden Kiir bersedia untuk melakukan pembicaraan damai di Ethiopia pekan depan yang "mudah-mudahan" akan dihadiri oleh pemimpin pemberontak dan mantan wakil presiden Riek Machar. Ia mengatakan akan berbicara dengan Machar melalui telepon Jumat sore (2/5).
Menteri Kerry meminta kedua tokoh itu mengutuk serangan-serangan bermotif etnis terhadap warga sipil. Kerry juga berusaha menegosiasikan kesepakatan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika sesegera mungkin guna menghentikan pertempuran dan melindungi warga sipil.
Pertempuran meletus di Sudan Selatan bulan Desember lalu setelah Presiden Kiir menuduh Machar berusaha melakukan kudeta.
Kekerasan di negara terbaru di dunia itu telah menewaskan ribuan orang dan menelantarkan lebih dari satu juta orang.