Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu (15/5) mengatakan bahwa AS tahu mengenai gentingnya situasi di Ukraina, dan bahwa pasukan Ukraina akan mendapatkan dukungan yang mereka perlukan.
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba di Kyiv, Blinken mengatakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang berupaya mengirimkan secepat mungkin paket bantuan baru yang disetujui pada akhir April.
“Saya di sini sebagai bagian dari unjuk dukungan, tetapi yang jauh lebih penting daripada kunjungan atau lawatan ini adalah fakta bahwa dukungan yang sangat konkret sedang dalam perjalanan,” kata Blinken.
Kuleba mengatakan negaranya melihat AS memihak Ukraina, dan bahwa Ukraina “akan mampu menanggung segala kesulitan yang mungkin Rusia coba terapkan pada kami.”
“Ini adalah kunjungan yang sangat tepat waktu, karena ini mengirim pesan dorongan semangat bukan hanya bagi rakyat Ukraina, tetapi yang lebih penting lagi adalah bagi tentara, bagi para prajurit kami yang secara heroik membela Ukraina di bagian selatan, di bagian timur, di bagian timur laut dekat Kharkiv di mana Rusia berusaha meluaskan zona perang,” kata Kuleba.
Rusia pada Rabu mengatakan pasukannya merebut dua lagi permukiman di wilayah Kharkiv, di mana pasukan Rusia telah meningkatkan serangan mereka.
Gerakan Rusia di Ukraina Timur Laut mendorong kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mengumumkan pada hari Rabu pembatalan semua kunjungan mendatangnya ke luar negeri.
Sebelum pembicaraan mereka, Kuleba dan Blinken meletakkan karangan bunga di Tembok Peringatan di Kyiv.
BACA JUGA: Zelenskiy Puji Paket Bantuan AS, Minta Pertahanan Udara dari BlinkenKementerian Pertahanan Rusia Rabu melaporkan telah menghancurkan 10 rudal di wilayah Krimea yang diduduki Rusia, serta sembilan drone dan banyak rudal di Belgorod di bagian barat Rusia dan beberapa drone di wilayah Kursk dan Bryansk.
Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov melaporkan dua orang terluka dan tujuh rumah rusak akibat serangan Ukraina.
Infrastruktur energi diserang
Kantor Koordinasi PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) Selasa mengatakan bahwa beberapa gelombang serangan di wilayah Kharkiv selama beberapa hari terakhir telah menewaskan dan melukai banyak warga sipil, termasuk anak-anak.
“Serangan-serangan ini telah memicu lagi pengungsian dari komunitas-komunitas di perbatasan dan garis depan,” kata Lisa Doughten dari OCHA di Dewan Keamanan PBB. “Hingga hari ini, pihak berwenang melaporkan bahwa lebih dari 7.000 warga sipil telah dievakuasi dari daerah-daerah perbatasan di wilayah Kharkiv.”
Ia mengatakan bahwa sejak Maret, Rusia secara spesifik telah menargetkan infrastruktur energi Ukraina, dengan wilayah Kharkiv dan Dnipro terdampak pada April saja. PBB mencatat ada 50 serangan yang menghancurkan atau merusak fasilitas pembangkit listrik dan gardu-gardu listrik, menyebabkan jutaan orang di berbagai penjuru negara itu tidak mendapatkan aliran listrik, air atau gas untuk memasak.
Doughten juga menyatakan keprihatinan atas apa yang menurutnya merupakan pola baru serangan maut di infrastruktur rel kereta di bagian timur dan selatan Ukraina, dengan 10 serangan semacam itu terjadi pada bulan April di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah.
“Kami khawatir dengan laporan serangan yang merusak infrastruktur energi dan pengilangan minyak di Federasi Rusia,” lanjut Doughten. “Serangan semacam itu berisiko mengobarkan perang lebih jauh dan memperburuk dampak kemanusiaannya.”
Utusan Moskow untuk PBB mengesampingkan tuduhan itu dengan mengatakan angkatan udara Rusia melancarkan serangan presisi tinggi hanya terhadap fasilitas-fasilitas yang terkait dengan kemampuan militer Kyiv. Vassily Neberzia mengatakan kehidupan di kota-kota Ukraina “berjalan normal secara keseluruhan.” [uh/ns]