Menteri Luar Negeri China Qin Gang dijadwalkan tiba di Manila, Jumat (21/4) dalam usaha meningkatkan hubungan dengan Filipina, yang sedang melakukan latihan militer terbesarnya dengan Amerika Serikat.
Para pejabat Filipina mengatakan Qin akan bertemu dengan Presiden Ferdinand Marcos pada Sabtu setelah pertemuan awal dengan timpalannya dari Filipina Enrique Manalo.
Kunjungan Qin bertepatan dengan berlangsungnya latihan militer terbesar bersama antara Filipina dan Amerika Serikat, yang melibatkan hampir 18.000 tentara hingga 28 April.
Marcos telah berusaha untuk memperkuat hubungan dengan Washington setelah pendahulunya, Rodrigo Duterte, menghancurkan aliansi tersebut dan beralih ke Beijing untuk memperoleh kesepakatan ekonomi dan proyek-proyek infrastruktur.
"Masalah keamanan regional yang menjadi perhatian bersama" akan menjadi bagian dari pembicaraan itu, kata Departemen Luar Negeri Filipina dalam sebuah pernyataan. Penguatan kerja sama di bidang pertanian, perdagangan, energi, dan infrastruktur juga menjadi agenda.
Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan pada hari Jumat bahwa kunjungan Qin bertujuan untuk "meningkatkan rasa saling percaya" dan "mengatasi perbedaan pendapat secara baik" dengan Filipina.
"China berharap dapat memperkuat komunikasi dengan Filipina melalui kunjungan ini," kata Wang dalam pengarahan rutin.
Klaim yang tumpang tindih di Laut China Selatan telah menjadi poin penting dalam hubungan kedua negara.
Beijing mengklaim hampir seluruh perairan itu, mengerahkan ratusan kapal di sana untuk berpatroli di sana, dan menduduki sejumlah pulau karang.
China juga mengabaikan putusan pengadilan internasional 2016 bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.
Analis urusan luar negeri Filipina Richard Heydarian mengatakan kunjungan Qin "tepat waktu dan sangat penting" mengingat kondisi hubungan kedua negara saat ini.
"Kita benar-benar menghadapi krisis total dalam hubungan Filipina-China," kata Heydarian kepada AFP.
"Pertanyaannya adalah apa yang akan ditawarkan China kepada Filipina? Apakah itu ancaman atau imbalan? Jika itu imbalan, apakah cukup untuk mengubah ide-ide Marcos?," jelasnya.
Ini akan menjadi kunjungan pertama Qin ke Filipina sebagai menteri luar negeri.
Pendahulunya, Wang Yi, menteri luar negeri pertama yang mengunjungi Marcos tahun lalu, menggambarkan keterpilihan Marcos pada bulan Juni seperti "membalik halaman baru" yang akan menciptakan "zaman keemasan baru hubungan bilateral" antara kedua negara.
Namun, sejak itu, Marcos semakin dekat dengan Amerika Serikat.
Pemimpin Filipina itu akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden bulan depan untuk membahas upaya memperkuat aliansi antara kedua negara. [ab/uh]