Menlu China Tuduh AS Rencanakan Taktik untuk ‘Tekan’ China Meski Hubungan Membaik

  • Associated Press

Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan pidato pada resepsi peringatan 45 tahun hubungan diplomatik China-AS di Diaoyutai Guest House di Beijing pada 5 Januari 2024. (Foto: AFP)

Menteri Luar Negeri China pada Kamis (7/3) menyerukan hubungan yang lebih stabil dengan AS berdasarkan sikap saling menghormati, hidup berdampingan secara damai dan “kerja sama yang saling menguntungkan.”

Wang Yi, diplomat kawakan berusia 70 tahun yang telah mendapatkan kepercayaan dari Presiden Xi Jinping, kembali menduduki jabatan menteri luar negeri China musim panas lalu setelah penerusnya, Qin Gang, mendadak diberhentikan tanpa penjelasan setelah menjabat selama setengah tahun.

Berbicara kepada media dalam pertemuan tahunan dewan legislatif China, Wang mengatakan bahwa hubungan dengan Washington telah membaik sejak Xi dan Presiden AS Joe Biden bertemu pada November lalu.

“Hidup berdampingan secara damai merupakan landasannya,” kata Wang. “Kerja sama yang saling menguntungkan merupakan tujuannya.”

BACA JUGA: Menlu China: AS Miliki Persepsi yang Keliru terhadap China

Terlepas dari tanda-tanda perbaikan, hubungan itu belum kembali ke jalur yang benar karena AS belum memenuhi janji-janjinya, kata Wang.

Ia menuduh AS merencanakan taktik untuk menekan kebangkitan China serta mengkritik pemerintahan Biden karena memasukkan lebih banyak lagi perusahaan China ke daftar yang dikenai sanksi.

“Kesalahpahaman AS terhadap China berlanjut, dan janji-janji yang dibuat AS belum benar-benar dipenuhi,” ujarnya.

“AS telah merencanakan berbagai taktik untuk menekan China serta terus memperpanjang daftar sanksi sepihaknya, dan tuduhan yang disengaja telah mencapai tingkat yang membingungkan dan tidak masuk akal.”

Wang mengatakan tantangan bagi AS berasal dari negara itu sendiri dan bukan dari China. Ia juga mengatakan AS tidak boleh “terobsesi untuk menekan China.”

Ia menyerukan AS agar bekerja sama dengan China untuk membawa hubungan kedua negara “kembali ke jalur pembangunan yang stabil, sehat dan berkelanjutan. [uh/ab]