Menlu Irak mengatakan tidak yakin meningkatnya kekerasan di negaranya akan memicu terjadinya “perang sektarian atau perang saudara besar-besaran.”
Menteri Luar Negeri Irak Hoshyar Zebari memberikan beberapa alasannya dalam wawancara dengan Associated Press hari Sabtu (28/9).
Zebari mengatakan komunitas Syiah, Sunni dan yang lainnya “menyadari keterbatasan mereka;” kekerasan umumnya hanya terjadi di Baghdad dan sekitarnya; dan para pemimpin Sunni dan Syiah telah mengeluarkan fatwa yang melarang membunuh pengikut masing-masing kelompok.
Lebih dari 4,500 orang telah tewas sejak bulan April dalam gelombang kekerasan oleh pemberontak untuk merongrong pemerintah. Peningkatan konflik itu semakin menambah kekhawatiran pecahnya perang baru antara Syiah dan Sunni.
Zebari mengatakan Amerika telah merespon secara positif permintaan Irak akan perlengkapan militer serta bantuan kontra-teroris dan intelijen, tetapi permintaan akan pesawat tak berawak masih “sedang diproses.”
Zebari mengatakan komunitas Syiah, Sunni dan yang lainnya “menyadari keterbatasan mereka;” kekerasan umumnya hanya terjadi di Baghdad dan sekitarnya; dan para pemimpin Sunni dan Syiah telah mengeluarkan fatwa yang melarang membunuh pengikut masing-masing kelompok.
Lebih dari 4,500 orang telah tewas sejak bulan April dalam gelombang kekerasan oleh pemberontak untuk merongrong pemerintah. Peningkatan konflik itu semakin menambah kekhawatiran pecahnya perang baru antara Syiah dan Sunni.
Zebari mengatakan Amerika telah merespon secara positif permintaan Irak akan perlengkapan militer serta bantuan kontra-teroris dan intelijen, tetapi permintaan akan pesawat tak berawak masih “sedang diproses.”