Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa pada Senin (21/10) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghaci di ibu kota Manama. Kunjungan tersebut berlangsung di tengah kekhawatiran akan konflik yang berpotensi menyebar ke seluruh wilayah Timur Tengah.
Menurut kantor berita resmi Bahrain, keduanya, “membahas kerja sama bilateral dan perkembangan regional terkini, dengan fokus pada berbagai upaya untuk meredakan dan mencapai solusi damai.”
Araghaci selama sekitar dua minggu terakhir telah melakukan tur ke wilayah tersebut dalam upaya diplomatik untuk meredam ketegangan di kawasan yang sedang bersiap untuk pembalasan yang dijanjikan Israel atas serangan rudal Iran pada tanggal 1 Oktober lalu.
Israel saat ini sedang berperang dengan dua kelompok bersenjata yang didukung Iran, yaitu militan Palestina Hamas di Gaza, dan Hizbullah di Lebanon. Iran telah mengimbangi seruan deeskalasi dengan ancaman akan memberikan respons yang keras untuk setiap serangan Israel.
BACA JUGA: Biden ‘Sangat Prihatin’ atas Bocornya Dokumen Rencana Kemungkinan Serangan IsraelKerajaan Sunni Bahrain, negara terkecil di Timur Tengah, telah berulang kali menuduh Iran memicu kerusuhan di kalangan komunitas Syiah – sebuah klaim yang dibantah oleh Teheran. Menurut Duta Besar Iran untuk Kuwait, Mohammad Totonchi, setelah meninggalkan Manama, Araghaci akan melanjutkan lawatannya ke Kuwait.
Lawatan Aragachi juga mencakup Lebanon, Yordania, Suriah, Arab Saudi, Qatar, Oman, Irak, Mesir, dan Turki, di mana ia akan membahas potensi gencatan senjata di Lebanon dan Gaza, serta cara-cara untuk mencegah penyebaran konflik. Bahrain sebelumnya memutus hubungan dengan Iran pada tahun 2016, mengikuti jejak negara adidaya regional Arab Saudi setelah misi diplomatik Riyadh di Iran diserang oleh para pengunjuk rasa yang mengecam eksekusi mati seorang ulama Syiah terkemuka oleh Saudi.
Iran yang mayoritas muslimnya menganut paham Syiah, dan kerajaan Arab Saudi yang mayoritas Sunni, kembali menjalin hubungan pada tahun 2023 di bawah perjanjian yang mengubah aliansi regional. Teheran kala itu menyatakan keinginannya untuk membangun kembali hubungan diplomatik dengan Bahrain. [th/lt]