Para menteri luar negeri dari negara-negara anggota ASEAN bertemu di Ibu Kota Kamboja, Phnom Penh, Kamis (17/2), untuk pertemuan tahunan mereka.
Seraya mengakui bahwa para pejabat kerap berbeda pandangan mengenai sejumlah isu, Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn mengatakan yang paling ia sesalkan adalah situasi sekarang ini yang tidak memungkinkan kesepuluh menteri duduk bersama dan bergabung dalam menangani semua tantangan yang mereka hadapi.
“Tetapi ASEAN adalah keluarga yang kuat, dan kami selalu berbuat yang terbaik untuk membantu mereka yang mengalami masa-masa sulit,” lanjutnya.
Tidak semua menteri luar negeri hadir langsung dalam pertemuan itu.
Menteri luar negeri dari Thailand dan Brunei hadir secara online, sedangkan Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Son hadir secara virtual dari kamar hotelnya setelah ia dinyatakan positif terjangkit virus corona setibanya di Kamboja.
Juga absen adalah utusan dari Myanmar, yang pemerintahnya mengumumkan Senin lalu bahwa Myanmar tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan pekan ini di Kamboja, menolak undangan untuk mengirimkan utusan nonpolitik dan bukan menteri luar negerinya.
Kamboja, yang sekarang menjabat ketua ASEAN, awal bulan ini menyatakan bahwa para anggota kelompok regional itu telah gagal mencapai konsensus mengenai undangan bagi Menteri Luar Negeri Myanmar Wunna Maung Lwin untuk menghadiri pertemuannya pada hari Rabu dan Kamis.
BACA JUGA: Isu Myanmar Perkuat Perpecahan ASEANWunna Maung Lwin ditunjuk sebagai menteri luar negeri setelah militer merebut kekuasaan di Myanmar tahun lalu, menyingkirkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.
Keputusan untuk membatasi partisipasi Myanmar mencerminkan perbedaan pendapat mengenai kurangnya kerja sama Myanmar dalam menerapkan langkah-langkah yang telah disepakati ASEAN tahun lalu untuk membantu meredakan krisis politik yang disertai kekerasan di negara itu setelah pengambilalihan kekuasaan oleh militer.
Kepala pemerintahan militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, tidak diundang ke pertemuan virtual para pemimpin ASEAN Oktober lalu karena perbedaan pendapat itu.
BACA JUGA: Myanmar Nyatakan Tidak akan Hadiri Pertemuan Para Menlu ASEANKeputusan ini dikeluarkan tidak lama setelah Myanmar menolak mengizinkan seorang utusan khusus ASEAN bertemu dengan Suu Kyi, yang telah berada dalam tahanan sejak militer mengambil alih kekuasaan.
ASEAN dipimpin oleh Brunei sewaktu menolak kehadiran Min Aung Hlaing. Berdasarkan sistem rotasi tahunannya, Kamboja kini memimpin ASEAN.
PM Kamboja Hun Sen mengatakan ia meyakini pentingnya bagi Myanmar untuk menghadiri KTT mendatang. [uh/ab]