Dalam jumpa pers bersama usai pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan pada pertemuan itu dirinya kembali menegaskan komitmen dan dukungan Indonesia terhadap perdamaian di Afghanistan. Hal ini sebagai tindak lanjut dari komitmen Presiden Joko Widodo saat bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Januari tahun lalu di Ibu Kota Kabul.
Retno menambahkan ia bersama Menteri Luar Negeri Afghanistan Salahuddin Rabbani membahas berbagai kemajuan dalam proses perdamaian di negara Asia Tengah itu. Dia menekankan kembali kesiapan Indonesia untuk terus berkontribusi dalam menciptakan perdamaian di Afghanistan.
Menurutnya, ada tiga hal dimana Indonesia dapat berperan serta dalam proses perdamaian di Afghanistan.
Your browser doesn’t support HTML5
"Pertama adalah dalam konteks trust building. Yang kedua adalah dalam konteks peace building dan state building dan yang ketiga adalah di fora Internasional, termasuk di PBB," kata Retno.
Lebih lanjut Retno mengatakan pembentukan rasa saling percaya antara pihak bertikai merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam setiap proses perdamaian. Karena itu, lanjutnya, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ulama bilateral dengan Afghanistan. Dalam konteks ini, Afghanistan menyatakan siap berpartisipasi dalam hal trust building.
Menurutnya Indonesia tahun ini kembali menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menawarkan beragam pembangunan kapasitas sumber daya manusia dan beasiswa kepada warga Afghanistan. Pada pertemuan hari ini, kedua menteri luar negeri membicarakan tentang seratus beasiswa yang ditawarkan pemerintah Indonesia untuk bidang minyak, gas, dan pertambangan.
Selain itu, Indonesia juga menawarkan pelatihan bagi para diplomat Afghanistan. Indonesia menyatakan pula kesiapannya untuk berbagi pengalaman mengenai penyelenggaraan pemilihan umum. Retno mengatakan Indonesia saat ini tengah membangun Indonesia Islamic Center di Kabul.
Retno mengungkapkan Indonesia dan Jerman sedang merumuskan rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perpanjangan mandat UNAMA (Misi Perdamaian PBB di Afghanistan).
Kedua menteri luar negeri juga membahas peningkatan hubungan bilateral, termasuk penguatan kerjasama di bidang ekonomi.
Menteri Luar Negeri Afghanistan Salahuddin Rabbani mengatakan dalam pertemuannya dengan Retno Marsudi, keduanya mencapai kesepahaman terhadap sejumlah isu, termasuk Dialog Perdamaian Intra Afghanistan yang digagas oleh Indonesia. Menurutnya, dialog itu merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk mendukung perdamaian dan stabilitas di Afghanistan.
"Di antara negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia adalah negara first pertama yang menawarkan sokongan penuh untuk proses perdamaian di Afghanistan dan kami sangat menghargai hal tersebut. Pertemuan pertama ulama Indonesia-Aghanistan-Pakistan digelar atas inisiatif Indonesia di Bogor. Pertemuan ini dilanjutkan dengan pertemuan ulama di Jeddah digelar oleh OKI," ujar Rabbani.
Rabbani menegaskan dukungan kaum ulama dari seluruh dunia bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas di Afghanistan benar-benar sangat penting. Dia menambahkan Afghanistan menghargai usaha-usaha yang terus dilakukan oleh Indonesia untuk mewujudkan perdamaian di Afghanistan. Afghanistan juga mengapresiasi sikap Indonesia yang menghormati kepemimpinan dan kepemilikan dari proses perdamaian oleh pemerintah dan rakyat Afghanistan.
Afghanistan, lanjut Rabbani, menyambut baik ketertarikan Indonesia untuk menjadi tuan rumah dalam dialog antara pemerintah Afghanistan dengan perwakilan dari Taliban.
Rabbani menegaskan sebagai negara muslim tersbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi sangat penting bagi Afghanistan. Karena itu, dia mengatakan hubungan bilateral kedua negara terus meningkat, terutama sejak terbentuk pemerintahan persatuan nasional pada tahun 2014. [fw/as]