Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tiba di Beijing, China pada Senin (8/4) untuk menggarisbawahi hubungan diplomatik dan membahas perang di Ukraina serta situasi di kawasan Asia Pasifik.
Pertemuan antara Lavrov dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, berlangsung ketika kedua negara menemukan kecocokan atas beberapa isu dan semakin bertikai dengan negara-negara demokrasi dan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).
Lawatan Lavrov akan berlangsung sampai Selasa (9/4) dan berlangsung pada akhir lawatan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen ke China.
Yellen mengatakan dalam kunjungan kali ini dia melakukan “pembicaraan sulit” tentang keamanan nasional termasuk keprihatinan AS akan perusahaan China yang membantu Rusia dalam invasinya ke Ukraina.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, “China terus menyediakan material untuk mendukung basis industri pertahanan Rusia.”
Meskipun mempertahankan hubungan ekonomi yang kuat dengan Rusia, China menegaskan bahwa pihaknya belum memberikan bantuan senjata atau militer kepada Rusia. Pada Senin (8/4), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan bahwa “China memiliki posisi yang obyektif dan adil dalam masalah Ukraina.”
Dia menambahkan bahwa “China bukanlah pencipta atau pihak yang terlibat dalam krisis Ukraina, dan kami belum dan tidak akan melakukan apa pun untuk mengambil keuntungan dari hal ini.” [jm/ka/ft]