Eropa memiliki tugas untuk menampung anak-anak yang terluka dan menderita trauma akibat perang di Gaza selama konflik di wilayah tersebut masih berlangsung, ungkap Menteri Luar Negeri Yunani George Gerapetritis kepada Reuters pada Rabu (19/6).
Gerapetritis tengah mencari mitra dalam program yang ia harapkan dapat menampung sementara anak-anak yang terdampak perang di Gaza di wilayah Uni Eropa. Ia mengatakan bahwa dirinya telah membicarakan ide tersebut dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa pada minggu ini.
"Kita harus menghadapi tragedi ini dengan jelas," kata Gerapetritis. "Eropa seharusnya terbuka [untuk menampung] orang-orang yang terluka dari [Gaza] dan juga anak-anak yang kini terancam oleh kelaparan dan sejumlah bahaya lainnya."
Yunani terpilih menjadi anggota Dewan Keamanan PBB untuk periode 2025-2026 pada awal bulan ini, dan Gerapetritis percaya bahwa ikatan sejarah antara negaranya dengan dunia Arab akan memberikan Yunani kredibilitas sebagai perantara perdamaian.
BACA JUGA: PBB: Jumlah Anak Terbunuh dalam Konflik Naik 3 Kali Lipat dalam SetahunMenteri berusia 56 tahun itu, yang telah menduduki jabatannya selama setahun terakhir, tidak mengatakan berapa banyak anak-anak yang dapat ditampung oleh Yunani maupun negara Uni Eropa lainnya. Namun, ia mengatakan bahwa isu tersebut tengah dibicarakan dengan otoritas Palestina.
Gerapetritis menekankan bahwa inisiatif tersebut tidak berkaitan dengan arus migrasi para migran yang tengah berlangsung. Isu migran merupakan isu politis yang sensitif di Eropa dan sangat ditentang oleh kubu sayap kanan yang kini tengah bangkit kembali di sejumlah negara Eropa.
"Ini merupakan seruan jelas terhadap bantuan kemanusiaan. Kita tidak berbicara mengenai migran dari sudut pandang ekonomi atau sejumlah bentuk migrasi lainnya," ujarnya.
Yunani sendiri mengutuk serangan 7 Oktober yang dilakukan oleh kelompok militan Hamas terhadap Israel, namun juga telah menyerukan penghentian serangan darat dan udara yang dilakukan oleh Israel ke Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa banyak warga di Gaza mengalami kelaparan dan lebih dari 8.000 anak-anak berusia di bawah lima tahun menderita malnutrisi akut.
Selain itu, dampak psikologis dari perang terhadap anak-anak itu "luar biasa," kata Gerapetritis. [rs]