Menteri Luar Negeri Afghanistan, Zalmai Rasool, dalam kunjungan dua hari di Qatar, mengatakan pembicaraan rekonsiliasi dengan Taliban harus dipimpin oleh pemerintah Afghanistan.
Setelah pembicaraan dengan menteri luar negeri Qatar, Khaled al-Attiyah, di Doha hari Selasa (3/4), Rasool mengatakan kedua pihak juga membicarakan pembukaan di Qatar kantor politik Taliban yang akan berfungsi untuk memperlancar perundingan.
Al-Attiyah mengatakan dalam jumpa pers bersama, Qatar mau berbicara dengan semua pihak Afghanistan dalam proses rekonsiliasi.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Janan Musazai mengatakan kepada VOA hari Selasa (3/4) bahwa kunjungan Rasool di Qatar mempunyai dua sasaran: untuk memperkuat hubungan bilateral – termasuk penandatangananan persetujuan bilateral dalam bidang politik, ekonomi, dunia usaha dan investasi – dan untuk membuka kedutaan Qatar di Kabul.
Para perunding Taliban telah bertemu dengan para pejabat Amerika di Qatar untuk melakukan beberapa pembicaraan yang bertujuan untuk membina perasaan saling percaya dan mempersiapkan kedua pihak untuk pembicaraan perdamaian yang akan segera diadakan. Tetapi, kelompok militan itu menghentikan pembicaraan setelah pembunuhan 16 orang warga sipil Afghanistan bulan lalu, yang dituduh dilakukan seorang tentara Amerika.
Al-Attiyah mengatakan dalam jumpa pers bersama, Qatar mau berbicara dengan semua pihak Afghanistan dalam proses rekonsiliasi.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Janan Musazai mengatakan kepada VOA hari Selasa (3/4) bahwa kunjungan Rasool di Qatar mempunyai dua sasaran: untuk memperkuat hubungan bilateral – termasuk penandatangananan persetujuan bilateral dalam bidang politik, ekonomi, dunia usaha dan investasi – dan untuk membuka kedutaan Qatar di Kabul.
Para perunding Taliban telah bertemu dengan para pejabat Amerika di Qatar untuk melakukan beberapa pembicaraan yang bertujuan untuk membina perasaan saling percaya dan mempersiapkan kedua pihak untuk pembicaraan perdamaian yang akan segera diadakan. Tetapi, kelompok militan itu menghentikan pembicaraan setelah pembunuhan 16 orang warga sipil Afghanistan bulan lalu, yang dituduh dilakukan seorang tentara Amerika.