Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton telah mendesak Tiongkok agar melindungi hak azasi manusia, pada awal pembicaraan tahunan di Beijing.
Clinton tidak menyebut Chen Guangcheng, seorang aktivis HAM tuna-netra yang melarikan diri dari tahanan rumah dan mencari perlindungan selama enam hari dalam kedutaan Amerika di Beijing, hari Kamis (3/5).
Chen meninggalkan kedutaan itu hari Rabu setelah Amerika dijanjikan oleh Tiongkok bahwa Chen akan selamat dan dipertemukan kembali dengan keluarganya. Tetapi, beberapa jam kemudian ia memberitahu wartawan bahwa keluarganya telah diancam dan ia menghendaki pertolongan Amerika untuk meninggalkan Tiongkok.
Tiongkok menuntut permintaan maaf dari Amerika karena melindungi Chen, dan menyebutnya campur-tangan yang tidak dapat diterima dalam masalah dalam-negeri. Presiden Tiongkok Hu Jintao tidak menyebut Chen dalam pidato pembukaannya dalam dialog itu. Tetapi, ia mengatakan bahwa Amerika dan Tiongkok harus mengetahui cara menghormati satu sama lain, biarpun mereka tidak sependapat mengenai masalah tertentu.
Anggota Kongres Amerika Chris Smith, orang yang kabarnya dimintai pertolongan oleh Chen, mengatakan kepada VOA bahwa ia berpendapat pejabat-pejabat Amerika seharusnya memboikot pembicaraan itu kalau mereka tidak memperoleh jaminan yang lebih baik bagi keselamatan Chen. Smith mengatakan ada kemungkinan bahwa Chen memutuskan untuk keluar dari kedutaan itu karena takut akan keselamatan keluarganya.
Dutabesar Amerika Gary Locke hari Kamis membantah bahwa Chen didesak keluar dari kedutaan, dengan mengatakan bahwa Chen gembira dan ingin sekali meninggalkan kedutaan. Seorang pejabat Amerika yang tidak bersedia disebut namanya, memberitahu wartawan bahwa Washington bersedia membantu Chen kalau ia berubah pikiran dan ingin pergi ke pengasingan .
Chen meninggalkan kedutaan itu hari Rabu setelah Amerika dijanjikan oleh Tiongkok bahwa Chen akan selamat dan dipertemukan kembali dengan keluarganya. Tetapi, beberapa jam kemudian ia memberitahu wartawan bahwa keluarganya telah diancam dan ia menghendaki pertolongan Amerika untuk meninggalkan Tiongkok.
Tiongkok menuntut permintaan maaf dari Amerika karena melindungi Chen, dan menyebutnya campur-tangan yang tidak dapat diterima dalam masalah dalam-negeri. Presiden Tiongkok Hu Jintao tidak menyebut Chen dalam pidato pembukaannya dalam dialog itu. Tetapi, ia mengatakan bahwa Amerika dan Tiongkok harus mengetahui cara menghormati satu sama lain, biarpun mereka tidak sependapat mengenai masalah tertentu.
Anggota Kongres Amerika Chris Smith, orang yang kabarnya dimintai pertolongan oleh Chen, mengatakan kepada VOA bahwa ia berpendapat pejabat-pejabat Amerika seharusnya memboikot pembicaraan itu kalau mereka tidak memperoleh jaminan yang lebih baik bagi keselamatan Chen. Smith mengatakan ada kemungkinan bahwa Chen memutuskan untuk keluar dari kedutaan itu karena takut akan keselamatan keluarganya.
Dutabesar Amerika Gary Locke hari Kamis membantah bahwa Chen didesak keluar dari kedutaan, dengan mengatakan bahwa Chen gembira dan ingin sekali meninggalkan kedutaan. Seorang pejabat Amerika yang tidak bersedia disebut namanya, memberitahu wartawan bahwa Washington bersedia membantu Chen kalau ia berubah pikiran dan ingin pergi ke pengasingan .