Menteri Keamanan Dalam Negeri AS pada Senin (15/7) mengatakan bahwa percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump akhir pekan lalu saat ia berkampanye merupakan “sebuah kegagalan” pengamanan yang tidak boleh terjadi lagi.
“Ketika saya bilang hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi, artinya itu sebuah kegagalan,” kata Menteri Alejandro Mayorkas kepada CNN. “Kita akan menganalisis melalui sebuah peninjauan ulang independen mengenai bagaimana hal itu terjadi, mengapa itu terjadi dan mengajukan rekomendasi sekaligus temuan-temuan untuk menjamin hal itu tidak akan terjadi lagi. Saya tegaskan.”
Mayorkas mengatakan kepada ABC News dalam wawancara terpisah bahwa seharusnya pelaku penembakan, Thomas Matthew Crooks, yang berusia 20 tahun, tidak bisa melepaskan hingga delapan tembakan dengan menggunakan senjata serbu berkekuatan tinggi ke arah Trump seperti yang ia telah lakukan dari atap sebuah gedung usaha di dekat lokasi.
Titik pandang pelaku terletak sekitar 150 meter dari panggung tempat sang mantan presiden berpidato pada Sabtu (13/7) sore di Butler, sebuah kota kecil di Pennsylvania, AS.
“Garis pandang langsung ke arah mantan presiden seperti itu seharusnya tidak boleh ada,” kata Mayorkas.
BACA JUGA: Upaya Pembunuhan Jadi Viral, Kaos Bertema Trump Laris ManisSebuah peluru menyerempet telinga kanan Trump dan darah pun mengaliri wajahnya ketika para agen Dinas Rahasia membentuk perisai manusia di sekelilingnya dan mengevakuasinya. Seorang pengunjung kampanye tewas, sementara dua lainnya menderita luka parah dan masih dirawat di rumah sakit. Penembak jitu Dinas Rahasia menembak mati Crooks.
Trump sendiri tidak mengalami luka parah dalam serangan tersebut, akan tetapi bisa saja kehilangan nyawanya. Trump sendiri telah resmi ditetapkan sebagai calon presiden Partai Republik dalam Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, Wisconsin, Senin (15/7) sore, untuk menghadapi pesaingnya dari Partai Demokrat, calon presiden petahana, Joe Biden, pada pemilu 5 November.
Mayorkas mengatakan belum bisa dipastikan organisasi “di luar pemerintahan” mana yang akan memimpin peninjauan ulang independen terhadap kegagalan pengamanan di acara kampanye Trump, tapi ia mengatakan bahwa peninjauan ulang itu akan dimulai “sesegera mungkin.”
Dinas Rahasia AS, badan keamanan utama bagi presiden dan mantan presiden AS, dinaungi Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang dikepalai Mayorkas. Ia mengatakan, temuan penyelidikan dan rekomendasi yang diajukan nantinya akan diungkap ke publik.
“Kita perlu bergerak dengan cepat dan mendesak karena ini kepentingan keamanan,” kata Mayorkas.
Meski mengakui kegagalan pengamanan, Mayorkas menunjukkan dukungannya kepada Dinas Rahasia dan direkturnya, Kimberly Cheatle, dalam konferensi pers di Gedung Putih.
“Saya 100% percaya kepada direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat,” kata Mayorkas. “Saya 100% percaya pada Dinas Rahasia Amerika Serikat.”
Your browser doesn’t support HTML5
Pada hari Senin, Biden memerintahkan pengamanan Dinas Rahasia bagi Robert F. Kennedy Jr., kandidat capres independen yang perolehan suaranya jauh di belakang Trump dan Biden dalam jajak pendapat nasional. Paman Kennedy, Presiden John F. Kennedy, tewas dibunuh pada tahun 1963, sedangkan ayahnya, Robert F. Kennedy, tewas dibunuh saat berkampanye pilpres pada tahun 1968.
Biro Penyelidikan Federal (FBI), badan penyelidikan kriminal utama AS, masih mencari motif upaya pembunuhan Trump pada Sabtu (13/7) lalu, yang menjadi serangan terburuk terhadap presiden atau kandidat presiden dalam lebih dari empat dekade terakhir. FBI juga menyelidiki kasus itu sebagai terorisme dalam negeri, meski masih dalam tahap awal.
FBI mengaku agen spesialis teknisnya telah berhasil mengakses telepon genggam Crooks dan masih menganalisis perangkat elektroniknya yang lain. FBI mengatakan penggeledahan rumah dan kendaraan Crooks telah selesai dilakukan.
Badan penyelidikan itu mengaku telah mewawancarai hampir 100 personel penegak hukum, pengunjung kampanye dan saksi mata lain dan masih akan terus berlanjut.
Beberapa orang di lokasi kampanye mengatakan, mereka dengan panik memanggil-manggil polisi ketika mereka melihat pelaku di atas atap bangunan di dekat lokasi kampanye, tapi pelaku sudah melepaskan rentetan tembakan ke arah Trump tidak lama setelahnya. [rd/ka]