Menteri Pertahanan India: Persaingan Kekuatan di Kawasan Samudera Hindia

Dari kanan ke kiri: Kepala Angkatan Laut India Dinesh Kumar Tripathi, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh, dalam upacara peresmiann di dek INS Nilgiri di galangan kapal angkatan laut di Mumbai, India, 15 Januari 2025. (Rafiq Maqbool/AP)

Persaingan kekuatan internasional berlangsung di wilayah Samudera Hindia, kata Menteri Pertahanan India Rajnath Singh hari Rabu, dan menambahkan bahwa kehadiran angkatan laut yang kuat di jalur perdagangan utama adalah prioritas terbesar negaranya.

Meskipun Singh tidak menyebutkan negara mana pun, para analis mengatakan bahwa China yang memimpin kekuatan angkatan laut terbesar di dunia dengan lebih dari 370 kapal, menjadi keprihatinan keamanan bagi India, sejak hubungan kedua negara itu mengalami kemunduran pada tahun 2020, setelah 24 tentara tewas dalam bentrokan di sepanjang perbatasan Himalaya.

Inggris dan Amerika Serikat juga memiliki pangkalan militer bersama di pulau Diego Garcia di Samudera Hindia.

Pasukan China dan India mundur dari dua titik konfrontasi, setelah kesepakatan dicapai pada Oktober melalui sejumlah perundingan. Namun panglima militer India mengatakan kepada wartawan pekan ini, bahwa masih ada “konfrontasi pada tingkat tertentu”.

“Sebagian besar perdagangan dunia melewati kawasan Samudera Hindia. Karena alasan lokasi yang strategis, wilayah ini juga menjadi bagian dari persaingan kekuatan internasional,” kata Menteri Pertahanan Singh, pada acara peresmian satu kapal selam dan dua kapal angkatan laut di kota Mumbai.

Dia mengatakan, 95 persen perdagangan India dalam hal jumlahnya, terkait dengan kawasan Samudera Hindia. “Dalam situasi seperti ini, kehadiran Angkatan Laut India yang kuat menjadi prioritas terbesar kami,” ujarnya.

India berupaya mengimbangi China ketika Beijing meningkatkan pengaruhnya di lingkungan India, melalui investasi dan proyek pembangunan di Bangladesh, Myanmar, Sri Lanka, dan Pakistan.

New Delhi berencana membangun kekuatan AL yang kuat dengan 175 kapal pada tahun 2035, dengan penekanan pada penggunaan komponen buatan dalam negeri. Namun para pengamat mengatakan, laju pembangunannya lambat dibandingkan dengan China, yang membangun hampir 14 kapal perang per tahun, sementara India hanya membangun empat kapal. [ps/jm]