Menteri Serbia: Serangan Terhadap Kedubes Israel adalah Tindakan Ekstremis Tunggal

Polisi memblokir lalu lintas di persimpangan dekat kedutaan Israel di Beograd, Serbia, Sabtu, 29 Juni 2024. Seorang penyerang dengan panah melukai seorang petugas polisi Serbia yang menjaga Kedutaan Besar Israel di Beograd. (Marko Drobnjakovic/AP)

Sebuah penyelidikan menunjukkan serangan panah terhadap Kedutaan Besar Israel di ibu kota Beograd bulan Juni lalu merupakan aksi ekstremis tunggal. Menteri Dalam Negeri Serbia Ivica Dacic mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (15/7) bahwa "tidak ada organisasi yang lebih luas yang teridentifikasi dalam persiapan aksi teroris ini" dan “penyerang tidak memiliki kaki tangan.”

Seorang anggota unit polisi khusus dipanah lehernya dengan panah silang di luar Kedutaan Besar Israel di Beograd pada 29 Juni lalu. Polisi itu membalas dengan melepaskan tembakan yang menewaskan si penyerang.

Dacic memaparkan penyerang adalah anggota gerakan Wahabi, suatu gerakan Islam puritan yang mendominasi Arab Saudi dan pengikutnya ditemukan di banyak negara. Pihak keamanan masih terus memantau aktivitas mereka di Serbia, tambah menteri tersebut.

Dacic sebelumnya telah mengidentifikasi penyerang sebagai seorang Serbia yang masuk Islam dan pindah ke Novi Pazar, kota di bagian selatan yang memiliki tradisi panjang dalam sejarah Ortodoks dan Muslim.

Perdana Menteri Serbia Milos Vucevic mengecam apa yang disebutnya sebagai "serangan teroris yang keji" itu.

Setelah serangan tersebut, Serbia berada dalam keadaan siaga penuh dengan peningkatan kehadiran polisi yang menyebabkan serangkaian penangkapan dan penggeledahan di beberapa lokasi. [my/em]