Pemerintah AS mengatakan dengan merger kedua maskapai, 80 persen pasar penerbangan domestik Amerika dikontrol oleh hanya empat maskapai.
Departemen Kehakiman Amerika, bersama jaksa agung enam negara bagian dan Daerah Khusus Ibukota, Washington, D.C., mengajukan gugatan di pengadilan untuk memblokir merger dua maskapai penerbangan Amerika.
Diajukan Selasa (13/8) di pengadilan federal Washington, D.C., gugatan tersebut berusaha menghalangi merger American Airlines dan US Airways senilai US$11 miliar, yang akan menciptakan maskapai penerbangan terbesar di dunia
Gugatan itu mengejutkan banyak pengamat. Dalam lima tahun terakhir, regulator antimonopoli telah mengizinkan tiga merger maskapai-maskapai besar lainnya, sehingga membuat lima maskapai penerbangan menguasai sekitar 80 persen pasar domestik.
Tetapi pemerintah AS berpendapat bahwa merger kali ini akan merugikan konsumen di seluruh Amerika dengan menghilangkan pesaing pada lebih dari 1.000 rute penerbangan. Gugatan mengatakan dengan merger kedua maskapai, 80 persen pasar penerbangan domestik Amerika dikontrol oleh hanya empat maskapai. Merger telah membantu industri penerbangan membatasi jumlah kursi, mendorong tarif lebih mahal dan kembali meraih keuntungan.
Tahun lalu, penumpang yang berbisnis dan berlibur menghabiskan lebih dari $70 miliar untuk tiket pesawat di Amerika. Para aktivitas konsumen memuji upaya gugatan pemerintah itu.
Dalam gugatannya, Departemen Kehakiman Amerika mengatakan jika merger itu menyebabkan kenaikan harga tiket atau biaya pesawat – sekecil apapun – kenaikan itu akan membebani konsumen Amerika ratusan juta dolar setiap tahun.
Sebagai contoh, pemerintah mengatakan harga tiket pulang-pergi bulan ini antara Miami dan Cincinnati dan antara Houston dan New York dengan maskapai US Airways jauh lebih rendah daripada maskapai American Airlines dan saingan lainnya.
Kedua maskapai penerbangan mengatakan kesimpulan pemerintah salah, dan mereka berjanji akan menggunakan “semua upaya hukum” untuk melawan gugatan itu.
Perusahaan penerbangan itu dapat menantang pemerintah di pengadilan, atau mungkin setuju dengan konsesi yang akan meyakinkan pihak regulator untuk menyetujui merger tersebut.
Saham kedua maskapai itu jatuh karena berita gugatan tersebut.
Perusahaan-perusahaan penerbangan sedang mengalami kesulitan sehubungan naiknya biaya bahan bakar dan keamanan dalam beberapa tahun terakhir.
Diajukan Selasa (13/8) di pengadilan federal Washington, D.C., gugatan tersebut berusaha menghalangi merger American Airlines dan US Airways senilai US$11 miliar, yang akan menciptakan maskapai penerbangan terbesar di dunia
Gugatan itu mengejutkan banyak pengamat. Dalam lima tahun terakhir, regulator antimonopoli telah mengizinkan tiga merger maskapai-maskapai besar lainnya, sehingga membuat lima maskapai penerbangan menguasai sekitar 80 persen pasar domestik.
Tetapi pemerintah AS berpendapat bahwa merger kali ini akan merugikan konsumen di seluruh Amerika dengan menghilangkan pesaing pada lebih dari 1.000 rute penerbangan. Gugatan mengatakan dengan merger kedua maskapai, 80 persen pasar penerbangan domestik Amerika dikontrol oleh hanya empat maskapai. Merger telah membantu industri penerbangan membatasi jumlah kursi, mendorong tarif lebih mahal dan kembali meraih keuntungan.
Tahun lalu, penumpang yang berbisnis dan berlibur menghabiskan lebih dari $70 miliar untuk tiket pesawat di Amerika. Para aktivitas konsumen memuji upaya gugatan pemerintah itu.
Dalam gugatannya, Departemen Kehakiman Amerika mengatakan jika merger itu menyebabkan kenaikan harga tiket atau biaya pesawat – sekecil apapun – kenaikan itu akan membebani konsumen Amerika ratusan juta dolar setiap tahun.
Sebagai contoh, pemerintah mengatakan harga tiket pulang-pergi bulan ini antara Miami dan Cincinnati dan antara Houston dan New York dengan maskapai US Airways jauh lebih rendah daripada maskapai American Airlines dan saingan lainnya.
Kedua maskapai penerbangan mengatakan kesimpulan pemerintah salah, dan mereka berjanji akan menggunakan “semua upaya hukum” untuk melawan gugatan itu.
Perusahaan penerbangan itu dapat menantang pemerintah di pengadilan, atau mungkin setuju dengan konsesi yang akan meyakinkan pihak regulator untuk menyetujui merger tersebut.
Saham kedua maskapai itu jatuh karena berita gugatan tersebut.
Perusahaan-perusahaan penerbangan sedang mengalami kesulitan sehubungan naiknya biaya bahan bakar dan keamanan dalam beberapa tahun terakhir.