Kanselir Jerman Angela Merkel Kamis membela keputusannya untuk memperpanjang lockdown terkait COVID-19 di negara itu. Ia mengatakan berbagai varian virus itu merupakan ancaman dan ia tidak ingin melakukan kekeliruan yang telah menimbulkan lonjakan ke-dua tahun lalu.
Menyusul pertemuan hari Rabu (10/2) dengan 16 gubernur negara bagian Jerman, Merkel mengumumkan mereka sepakat untuk memperpanjang pemberlakuan lockdown COVID-19 sekarang ini, yang seharusnya berakhir hari Minggu (14/2), hingga 7 Maret mendatang.
Berbicara di majelis rendah parlemen, Bundestag, Merkel mengatakan mereka tidak bertindak cukup cepat pada tahun 2020 untuk mencegah lonjakan kedua infeksi pada akhir tahun, dan karena para pejabat kesehatan sekarang memperingatkan tentang penyebaran varian COVID-19 yang lebih mudah menular di negara itu, ia mengatakan mereka perlu belajar dari kekeliruan tersebut.
Jumlah infeksi baru harian telah berkurang di Jerman sejak lockdown ini dimulai pada akhir November, yang mendorong seruan untuk melonggarkan berbagai restriksi. Sejumlah sekolah dan bisnis seperti salon rambut akan diizinkan buka lebih cepat, dengan peraturan kebersihan yang ketat.
Tetapi Merkel berpendapat negara ini masih dalam perjuangan melawan virus. Ia mengatakan pemerintah berlandaskan langkah berikutnya dalam pencabutan sanksi-sanksi jika tercapai tingkat infeksi COVID-19 35 kasus per 100.000 orang selama periode tujuh hari.
BACA JUGA: Warga Jerman Tetap Berlibur di Resor Ski, Polisi Blokir AksesInstitut Robert Koch Jerman melaporkan, hingga Rabu (10/2), negara itu mencatat tingkat infeksi 68 kasus per 100 ribu orang selama periode tujuh hari sebelumnya.
Institut itu juga melaporkan, hingga Kamis (11/2), negara itu mencatat tambahan 10.237 kasus baru dan 666 kematian pada hari sebelumnya, membuat total kasus sejak awal wabah virus corona mencapai 2,31 juta dan jumlah kematian mencapai 63.635. [uh/ab]