Mesir, Jumat (26/4) mengirim delegasi tingkat tinggi ke Israel dengan harapan dapat memperantarai tercapainya perjanjian gencatan senjata dengan Hamas di Gaza, kata dua pejabat. Pada saat bersamaan, Mesir memperingatkan bahwa kemungkinan ofensif Israel yang berfokus pada kota Rafah di Gaza, yang berbatasan dengan Mesir, dapat menimbulkan konsekuensi sangat buruk terhadap stabilitas regional.
Pejabat intelijen tertinggi Mesir Abbas Kamel memimpin delegasi itu dan berencana akan membahas dengan Israel mengenai “visi baru” untuk gencatan senjata berjangka panjang di Gaza, kata seorang pejabat Mesir. Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim agar dapat bebas membahas misi tersebut.
Sementara perang berlarut-larut dan jumlah korban meningkat, tekanan internasional semakin besar terhadap Hamas dan Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Pembicaraan pada hari Jumat mula-mula akan berfokus pada pertukaran terbatas sandera yang ditawan Hamas dengan orang-orang Palestina yang ditahan, dan dipulangkannya sejumlah besar pengungsi Palestina ke kediaman mereka di Gaza Utara “dengan pembatasan minimum,” kata pejabat Mesir tersebut.
Harapannya adalah perundingan kemudian dapat dilanjutkan, dengan target kesepakatan yang lebih luas untuk mengakhiri perang, lanjutnya.
Pejabat itu mengatakan bahwa para mediator membahas kompromi yang akan memenuhi sebagian besar tuntutan utama kedua pihak.
Hamas telah menyatakan tidak akan mundur dari tuntutannya untuk gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel. Kedua tuntutan itu ditolak oleh Israel. Israel mengatakan akan melanjutkan operasi militernya hingga Hamas dikalahkan dan akan mempertahankan kehadiran pasukan keamanan di Gaza setelah itu.
Menjelang pembicaraan, pejabat senior Hamas Basem Naim mengatakan kepada kantor berita AP bahwa “tidak ada yang baru dari pihak kami,” ketika ditanya mengenai perundingan itu.
Pada malam sebelumnya, kelompok militan Lebanon menembakkan rudal-rudal antitank dan peluru artileri ke arah konvoi militer Israel di daerah perbatasan yang disengketakan, menewaskan seorang warga sipil Israel.
Hizbullah mengatakan para anggotanya menyergap konvoi itu menjelang Kamis tengah malam, menghancurkan dua kendaraan. Militer Israel mengatakan penyergapan itu mencederai seorang warga sipil Israel yang sedang melakukan pekerjaan konstruksi, dan korban kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Pertempuran tingkat rendah di perbatasan Israel-Lebanon telah berulang kali mengancam akan memanas sementara Israel menargetkan anggota militan senior Hizbullah dalam beberapa bulan ini.
Puluhan ribu orang telah mengungsi di kedua sisi perbatasan. Di sisi Israel, pertempuran lintas batas telah menewaskan 10 warga sipil dan 12 tentara, sedang di Lebanon, lebih dari 350 orang telah tewas yang mencakup 50 warga sipil dan 271 anggota Hizbullah.
Sementara itu, Israel telah melancarkan penyerangan hampir setiap hari terhadap Rafah, kota di mana lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza mencari tempat berlindung.
Militer Israel telah mengerahkan puluhan tank dan kendaraan lapis baja di wilayah Israel Selatan yang berdekatan dengan Rafah, tampaknya sebagai persiapan untuk menginvasi kota itu.
Rafah juta terletak di perbatasan Gaza-Mesir. Sewaktu berada di Israel, Kamel, yang memimpin Dinas Intelijen Umum Mesir, berencana untuk menjelaskan bahwa Mesir “tidak akan menoleransi” pengerahan tentara oleh Israel di sepanjang perbatasan itu, kata pejabat Mesir.
Pejabat itu mengatakan Mesir telah berbagi intelijen dengan AS dan negara-negara Eropa yang menunjukkan bahwa ofensif terhadap Rafah akan mengobarkan konflik di seluruh wilayah itu.
BACA JUGA: Pejabat RS Gaza: Serangan Israel Tewaskan 5 Orang di RafahSeorang diplomat Barat di Kairo juga mengatakan bahwa Mesir telah mengintensifkan upayanya dalam beberapa hari ini untuk mencapai kompromi dan melakukan gencatan senjata jangka pendek di Gaza yang akan membantu merundingkan gencatan senjata yang lebih lama dan menghindarkan ofensif terhadap Rafah.
Diplomat itu berbicara dengan syarat anonim agar bebas membahas perkembangan situasi. [uh/lt]