Mesir membantu memediasi gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran di Gaza antara Israel dan kelompok militan Palestina, Jihad Islam.
Gencatan itu sedianya dimulai pada pukul 23:30 waktu setempat. Seorang pejabat intelijen Mesir mengatakan kepada Associated Press bahwa kedua pihak menyepakati gencatan itu. Ia berbicara dengan syarat agar identitasnya dirahasiakan karena isu gencatan senjata yang sensitif.
BACA JUGA: Bentrokan Perbatasan Israel-Gaza BerlanjutGencatan senjata itu akan mengakhiri pertempuran terburuk di Gaza sejak perang 11 hari antara Israel dan Hamas tahun lalu, menurut berbagai laporan.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 43 orang telah tewas dalam serangan udara Israel, termasuk di antaranya 15 orang anak dan empat orang perempuan. Serangan tersebut juga telah melukai 311 orang. Sementara Israel mengatakan pihaknya tidak bertanggung jawab atas sedikitnya sembilan dari kematian yang terjadi.
Bentrokan terbaru dimulai ketika Israel menangkap seorang pejabat Jihad Islam senior pekan lalu dan seorang warga Palestina berusia 17 tahun tewas. Jihad Islam, yang berbasis di Gaza, mengancam akan melakukan balas dendam.
Pada Jumat (5/8), Israel meluncurkan serangan udara terencana ke Gaza, menewaskan seorang komandan Jihad Islam. Sejak itu, Jihad Islam telah menembakkan sekitar 600 rudal ke Israel, kebanyakan diantaranya telah ditembak jatuh oleh sistem Kubah Besi Israel.
BACA JUGA: Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel di GazaSeorang juru bicara Jihad Islam mengatakan kelompok ekstremis itu masih punya persenjataan yang besar dan bahwa tembakan roket akan terus berlanjut. Pada Minggu (7/8), puluhan roket ditembakan, termasuk di luar Yerusalem dan di kota bagian selatan, Beersheba.
Israel, yang mengonfirmasi gencatan senjata akan berlaku mulai Minggu malam (7/8), mengatakan kepada Associated Press bahwa pihaknya akan merespons jika kesepakatan itu dilanggar. [vm/pp]
Beberapa materi berita dihimpun dari The Associated Press dan Reuters