Pihak berwenang di bandara Kairo, Mesir menyita 10.000 potong pakaian bergaya militer dengan tujuan ke Libya hari Sabtu (23/3).
Pejabat-pejabat Bandara Kairo menyita 10.000 potong pakaian bergaya militer hari Sabtu sementara pejabat kota Iskandariyah, di Laut Tengah, menyita 25 ton bahan yang digunakan untuk membuat seragam militer.
Mayjen Yousri Abdel-Aziz, kepala keamanan bandara, mengatakan pengiriman besar barang-barang seperti kemeja dan kaos tangan panjang itu tidak disertai izin pengiriman dan pada dasarnya diselundupkan dari Mesir ke Benghazi, kota di Libya timur.
Menurut pejabat-pejabat bandara, seorang pengusaha Mesir berusaha mengapalkan pakaian seragam itu kepada seorang pengusaha di Libya. Tidak jelas untuk apa seragam itu di Libya, di mana pemerintah belum mampu sepenuhnya mengendalikan milisi.
Secara terpisah, seorang jaksa di Iskandariyah mengatakan, para pejabat sedang menyelidiki perusahaan Tiongkok setelah dua pengiriman dari Tiongkok didapati berisi 25 ton bahan pakaian berwarna coklat dan hijau kecoklatan, yang biasa dipakai tentara. Perusahaan itu membuat pakaian di Mesir dan menjualnya ke luar negeri.
Semua pejabat tidak ingin identitasnya disebut karena penyelidikan sedang berlangsung. Insiden itu terjadi beberapa hari setelah seorang pejabat keamanan mengatakan militer Mesir sedang menyelidiki apakah kelompok militan Palestina Hamas terkait bahan pakaian yang disita. Bahan itu bisa digunakan membuat seragam palsu. Hamas mengatakan tidak ada kaitan dengan bahan pakaian itu.
Mayjen Yousri Abdel-Aziz, kepala keamanan bandara, mengatakan pengiriman besar barang-barang seperti kemeja dan kaos tangan panjang itu tidak disertai izin pengiriman dan pada dasarnya diselundupkan dari Mesir ke Benghazi, kota di Libya timur.
Menurut pejabat-pejabat bandara, seorang pengusaha Mesir berusaha mengapalkan pakaian seragam itu kepada seorang pengusaha di Libya. Tidak jelas untuk apa seragam itu di Libya, di mana pemerintah belum mampu sepenuhnya mengendalikan milisi.
Secara terpisah, seorang jaksa di Iskandariyah mengatakan, para pejabat sedang menyelidiki perusahaan Tiongkok setelah dua pengiriman dari Tiongkok didapati berisi 25 ton bahan pakaian berwarna coklat dan hijau kecoklatan, yang biasa dipakai tentara. Perusahaan itu membuat pakaian di Mesir dan menjualnya ke luar negeri.
Semua pejabat tidak ingin identitasnya disebut karena penyelidikan sedang berlangsung. Insiden itu terjadi beberapa hari setelah seorang pejabat keamanan mengatakan militer Mesir sedang menyelidiki apakah kelompok militan Palestina Hamas terkait bahan pakaian yang disita. Bahan itu bisa digunakan membuat seragam palsu. Hamas mengatakan tidak ada kaitan dengan bahan pakaian itu.