Mesir mengatakan, Kantor Urusan HAM PBB berusaha mempolitisasi kematian mantan presiden Mesir Mohammed Morsi, yang menemui ajalnya di sebuah ruang pengadilan di Kairo saat menghadiri persidangan atas dirinya, Senin lalu (17/6).
Pernyataan tersebut muncul menyusul keluarnya seruan dari Rupert Colville, juru bicara Komisioner Tinggi Urusan HAM PBB, agar dilakukan penyelidikan yang segera, tidak berpihak, seksama, dan transparan terhadap kematian Morsi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmed Hafez, Rabu (19/6), menganggap pernyataan PBB itu tidak dapat diterima. Hafez mengatakan, pernyataan Colville yang bermuatan politik dan kekanak-kanakan itu serupa dengan pernyataan sebuah negara yang mengeksploitasi kematian Morsi untuk tujuan politik – kemungkinan yang dimaksud adalah Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang memiliki hubungan erat dengan Morsi dan kelompok Ikhwanul Muslimin-nya, sebelumnya mengatakan, ia tidak percaya Morsi meninggal karena sebab alami.
Morsi, pentolan Ikhwanul Muslimin yang kini diangap organisasi terlarang, dikuburkan pada Selasa (18/6). [ab/uh]