Nurhayati (54), mengeluh saat belanja persiapan Idul Fitri. Lebaran tahun ini, ia akan terpaksa berhemat. “Harga-harga melonjak. Mendingan tahun lalu, sekarang melonjak tinggi. Harga daging sapi naik menjadi 150.000 rupiah per kilogram. Di masa lalu, harganya sekitar 140.000 rupiah kilogram,” keluhnya.
Amina Ningsih (67), juga merasakan hal yang sama. Namun, itu tak mencegah niatnya untuk membeli kue Lebaran. “Berapa banyak yang saya beli tergantung berapa banyak uang yang diberikan oleh anak-anak saya. Berapapun harganya, saya pasti akan membeli kue untuk Lebaran. Jika mahal saya akan membeli lebih sedikit, baik setengah kilogram atau satu kilogram. Apa pun yang terjadi, saya akan membeli kue,” komentarnya.
Harga-harga biasanya memang meningkat menjelang Ramadan hingga menjelang Idul Fitri. Dan, inflasi memperburuk situasi.
Angka inflasi sebetulnya menurun tahun ini, namun pola konsumsi belum kembali ke level sebelum pandemi.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan bulan Maret di Indonesia adalah 4,97 persen, mendingin ke tingkat terendah dalam tujuh bulan.
Pola konsumsi yang belum pulih dirasakan pedagang pakaian Ismet Mahyudin. Pria berusia 57 tahun ini mengatakan, pendapatannya anjlok dibandingkan dengan masa-masa sebelum pandemi. “Penjualan tahun ini turun sekitar 50 persen karena ekonomi lemah. Tidak banyak orang yang mau membelanjakan uang mereka,” kata Ismet.
Agus Sutisna (48), penjual parsel lebaran, juga mengakui, Lebaran tahun ini, penghasilannya bakal menurun drastis. “Sebelum pandemi, jauh hari sebelum Lebaran, penjualannya sudah tinggi. Tapi tahun ini, baru satu minggu jelang Lebaran kami melihat penjualan kami mulai meningkat. Penjualannya lambat. Baru hari ini kami melihat beberapa orang datang untuk membeli parsel.” [ab/uh]