Sekitar 30 migran pencari suaka, termasuk anak-anak kecil, terjebak di tembok perbatasan Polandia dengan Belarus selama tiga hari, kata aktivis hak asasi manusia Polandia, Minggu (28/5).
Meskipun para migran berada di luar tembok perbatasan Polandia, para aktivis dari Grupa Granica (Kelompok Perbatasan) mengatakan mereka berada di wilayah Polandia dan Belarus tidak mengizinkan mereka untuk kembali.
“Di Belarus, mereka tidak aman,” kata aktivis Marta Staniszewska.
“Dinas Belarus, seperti yang dikatakan kelompok ini kepada kami, mengancam mereka bahwa jika mereka kembali, mereka akan dipukuli, atau mereka akan dibunuh,” kata Staniszewska kepada kantor berita Associated Press.
Para migran mengatakan bahwa beberapa di antara mereka menderita sakit, seorang gadis sakit gigi, dan anak-anak terkena gigitan nyamuk, menurut Staniszewska.
Perwakilan dari kantor ombudsman Polandia mengunjungi dan berbicara dengan kelompok tersebut pada hari Minggu, tetapi kemudian mengatakan kepada para wartawan bahwa keputusan mengenai izin masuk bagi para migran itu ada di tangan Penjaga Perbatasan Polandia.
“Jika orang-orang ini benar-benar berada dalam yurisdiksi Penjaga Perbatasan (Polandia) dan menyatakan kesediaan mereka untuk mengajukan perlindungan internasional, maka ... permohonan tersebut harus diterima,” kata Maciej Grzeskowiak.
Tahun lalu, Polandia memasang tembok besi tinggi sepanjang hampir 190 kilometer untuk menghentikan ribuan migran dari Asia dan Afrika memasuki negara itu dari Belarus.
Uni Eropa menuduh Presiden Belarus yang otoriter Alexander Lukashenko membantu penyeberangan perbatasan ilegal sebagai pembalasan atas sanksi Uni Eropa. Lukashenko membantah mendorong para migran dari Asia dan Afrika tersebut ke kawasan Uni Eropa melalui negaranya.
Politisi paling berkuasa di Polandia, ketua partai berkuasa sayap kanan Polandia, Jaroslaw Kaczynski, baru-baru ini mengatakan bahwa membangun tembok adalah keputusan yang baik. Dia mengatakan tembok itu melindungi Polandia dan UE dari tindakan bermusuhan oleh Belarus dan Rusia.
Meskipun sudah ada tembok, sekitar 150 migran dari berbagai negara mencoba menyeberang secara ilegal ke Polandia setiap hari, menurut Penjaga Perbatasan Polandia. Para migran itu seringkali memiliki visa Rusia di dokumen perjalanan mereka. [lt/ab]