51 orang migran ditemukan tewas di dalam dan dekat sebuah truk trailer, sedangkan belasan orang lainnya dibawa ke rumah sakit dalam dugaan upaya penyelundupan migran ke wilayah Amerika Serikat, demikian disampaikan oleh para pejabat di kota San Antonio, Texas.
Insiden tersebut menjadi salah satu tragedi paling mematikan yang telah merenggut ribuan nyawa orang yang mencoba menyeberangi perbatasan Amerika dari Meksiko dalam beberapa puluh tahun terakhir.
BACA JUGA: Kelompok HAM Minta Spanyol, Maroko Selidiki Kematian di PerbatasanPara migran meninggal di dalam sebuah truk, ketika suhu naik hingga 103 derajat Fahrenheit (39,4 derajat Celsius). Pihak berwenang setempat dan federal mengatakan tidak ada tanda-tanda terdapat air dan tidak ada AC yang berfungsi di dalam truk tersebut.
Sekitar 22 warga Meksiko, tujuh warga Guatemala dan dua warga Honduras diidentifikasi di antara korban tewas, kata Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard hari Selasa di Twitter. Tidak ada informasi tentang kewarganegaraan dari 19 lainnya, kata pejabat Meksiko
Sebelum tragedi ini, 10 migran meninggal dunia pada 2017 setelah terjebak dalam truk yang diparkir di Walmart di San Antonio. Sebelumnya pada 2003, 19 migran ditemukan dalam truk di tenggara San Antonio.
Seorang pekerja kota di tempat kejadian di lokasi terpencil di barat daya San Antonio, pada Senin (27/6) mendengar teriakan minta tolong sesaat sebelum jam 6 sore waktu setempat, kata Kepala Polisi William McManus. Ia memberitahu petugas yang tiba dan menemukan mayat di tanah di luar trailer dan pintu trailer terbuka sebagian, katanya.
Dari 16 orang yang dibawa ke rumah sakit dengan penyakit terkait serangan panas, 12 di antaranya merupakan orang dewasa dan sisanya adalah anak-anak, kata Kepala Pemadam Kebakaran Charles Hood. Mereka mengalami dehidrasi, dan tidak ada air di dalam trailer, katanya.
BACA JUGA: Musim Kering dan Perang di Ukraina Picu Lonjakan PengungsiMereka yang berada dalam trailer itu adalah bagian dari kelompok yang diduga terjebak dalam upaya penyelundupan migran ke Amerika Serikat, dan penyelidikan atas kasus tersebut kini dipimpin oleh Unit Investigasi dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, kata McManus.
Tiga orang telah ditahan, tetapi tidak jelas apakah mereka terkait dengan perdagangan manusia pada kasus tersebut, imbuh McManus. [ka/rs/ps]