Para migran di Meksiko, pada Kamis (21/12), menghadapi rintangan terakhir dalam perjalanan mereka menuju Amerika Serikat dengan menyeberangi Sungai Rio Bravo, menerobos pagar kawat berduri yang dipasang di Texas, dan menghadapi suhu malam yang dingin sebelum mengajukan permohonan suaka yang telah lama mereka rindukan.
Kota Eagle Pass dan El Paso di Texas telah menerima ribuan pendatang baru dalam beberapa hari terakhir, saat migran – termasuk banyak keluarga dengan anak kecil – melakukan perjalanan ke wilayah perbatasan itu dengan bus, menumpang kereta barang, berjalan kaki, bahkan naik sepeda.
Di Eagle Pass, ratusan migran dengan terbungkus selimut, menunggu di dekat sungai untuk diproses petugas perbatasan Amerika Serikat pada Rabu (20/12).
BACA JUGA: Calon Pekerja Migran Hadapi Perlakuan Tak Manusiawi di Sejumlah Balai Latihan Kerja“Sejujurnya berada di sini, hanya selangkah lagi ke Amerika Serikat, rasanya seperti suatu kebanggaan bagi saya. Saya berterima kasih kepada Tuhan karena inilah yang kami rindukan. Mari kita berharap bahwa pihak migrasi AS akan memberi kita kesempatan untuk berada di negara itu karena kami mencari kehidupan yang lebih baik untuk anak-anak kami,” ungkap Irma, salah seorang migran yang berasal dari Honduras.
Pengadilan banding AS, pada Selasa (19/12), memblokir sementara perintah pemerintahan Presiden Joe Biden untuk membongkar pagar kawat berduri. Garda Nasional Texas memasang kawat itu di properti pribadi di tepian sungai Rio Bravo sebagai bagian dari Operasi Lone Star untuk mencegah migran masuk secara ilegal. [ka/jm]