Sebuah kapal pertolongan yang membawa 60 migran tiba, Rabu (4/7/2018), di sebuah pelabuhan di Barcelona, Spanyol, setelah ditolak masuk Italia dan Malta, kantor berita Associated Press melaporkan.
Ini merupakan kali kedua dalam satu bulan, sebuah kapal kelompok bantuan kemanusiaan terpaksa melakukan perjalanan berhari-hari untuk menurunkan orang-orang yang mereka selamatkan di Laut Tengah.
Pemerintah Italia menolak kedatangan kapal penyelamat itu karena kehadiran kapal itu dinilai akan mendorong aktivitas para penyelundup manusia melalui laut ke Eropa. Kelompok bantuan kemanusian asal Spanyol Proactive Open Arms yang mengoperasikan kapal itu membantah memiliki hubungan dengan para penyelundup di Libya atau wilayah manapun.
Kapal penyelamat Open Arms mengakhiri perjalanan empat harinya ke Barcelona, Spanyol timur laut, setelah menyelamatkan 60 migran tersebut dari sebuah perahu karet yang terkatung-katung di perairan di sebelah utara Libya.
Para migran yang berhasil diselamatkan itu berasal dari 14 negara, termasuk lima perempuan, seorang bocah laki-laki berusia sembilan tahun, dan empat remaja. Proactive Open Arms menyatakan semua migran itu pada umumnya dalam kondisi kesehatan yang baik, namun beberapa di antara mereka menderita luka bakar.
Para migran itu kini sedang menjalani pemeriksaan kesehatan dan proses identifikasi. Pihak berwenang memberi mereka izin tinggal selama 30 hari untuk mengajukan aplikasi sebagai penduduk setempat atau mencari suaka. Banyak di antara mereka memiliki kerabat di Jerman, Belgia dan Perancis.
Juni lalu, sebuah kapal penyelamat lain, Aquarius, ditolak masuk oleh Italia dan Malta. Sekitar 630 migran yang berhasil diselamatkan kapal itu akhirnya ditampung Spanyol dan Perancis. [ab/uh]