Perpustakaan di Timbuktu menyimpan sekitar 30 ribu manuskrip, kebanyakan dari koleksi pribadi keluarga, dan sebagian dari naskah masih bersampul kulit unta.
Walikota Timbuktu Halley Ousmane menyatakan kelompok militan Islamis di Mali membakar sebuah perpustakaan yang menyimpan ribuan manuskrip Arab kuno, sewaktu mereka mundur dari kota itu pekan ini.
Para penyidik tidak mengetahui persis sejauh mana kerusakan di Ahmed Baba Institute itu. Tetapi mereka khawatir banyak naskah yang tak ternilai harganya di sana hancur. Lembaga itu adalah satu dari beberapa perpustakaan di Timbuktu.
Perpustakaan ini menyimpan sekitar 30 ribu manuskrip, kebanyakan diperoleh dari perpustakaan pribadi keluarga dari seantero Mali. Sebagian dari naskah yang rapuh itu bersampul kulit unta.
Sebagian manuskrip ada yang berasal dari abad ke-13, masa ketika Timbuktu menjadi pusat perdagangan dan pusat ilmu pengetahuan Islam. Sebagian manuskrip, berisi topik beragam mulai dari sejarah hingga politik, belum dimasukkan katalog.
Perpustakaan tersebut membuka gedung baru pada tahun 2009 dengan bantuan dana dari Afrika Selatan.
UNESCO, badan kebudayaan PBB, mencantumkan Timbuktu sebagai situs Warisan Dunia berkat masjid-masjid dan tempat-tempat suci kunonya.
Kelompok militan Islamis Ansar Dine juga menghancurkan sejumlah mausoleum kuno di Timbuktu, selama mereka berkuasa beberapa bulan di kota itu.
Para penyidik tidak mengetahui persis sejauh mana kerusakan di Ahmed Baba Institute itu. Tetapi mereka khawatir banyak naskah yang tak ternilai harganya di sana hancur. Lembaga itu adalah satu dari beberapa perpustakaan di Timbuktu.
Perpustakaan ini menyimpan sekitar 30 ribu manuskrip, kebanyakan diperoleh dari perpustakaan pribadi keluarga dari seantero Mali. Sebagian dari naskah yang rapuh itu bersampul kulit unta.
Sebagian manuskrip ada yang berasal dari abad ke-13, masa ketika Timbuktu menjadi pusat perdagangan dan pusat ilmu pengetahuan Islam. Sebagian manuskrip, berisi topik beragam mulai dari sejarah hingga politik, belum dimasukkan katalog.
Perpustakaan tersebut membuka gedung baru pada tahun 2009 dengan bantuan dana dari Afrika Selatan.
UNESCO, badan kebudayaan PBB, mencantumkan Timbuktu sebagai situs Warisan Dunia berkat masjid-masjid dan tempat-tempat suci kunonya.
Kelompok militan Islamis Ansar Dine juga menghancurkan sejumlah mausoleum kuno di Timbuktu, selama mereka berkuasa beberapa bulan di kota itu.