Militer AS Bantah Lakukan Serangan Rudal di Suriah

Seorang tentara AS mengendarai kendaraan lapis baja di jalanan yang menuju ke garis depan di Manbij, Suriah, 4 April 2018.

Media pemerintah Suriah SANA melaporkan sebuah serangan rudal Senin (9/4) dini hari terhadap pangkalan udara di Provinsi Homs, dan menyatakan ada sejumlah korban tewas.

Laporan itu mengatakan serangan itu menarget pangkalan T4 dan menyalahkan militer Amerika.

Pejabat-pejabat Amerika mengatakan Amerika tidak melancarkan serangan semacam itu di Suriah.

“Namun kami tetap mengamati dengan seksama situasi tersebut dan mendukung upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang menggunakan senjata kimia di Suriah," ujar juru bicara Pentagon, Christopher Sherwood, dalam sebuah pernyataan.

Suriah telah berulang kali membantah menggunakan senjata kimia selama konflik yang dimulai 2011 itu, termasuk dugaan serangan kimia Sabtu (7/4) malam di Douma, di pinggiran Ibu Kota Damaskus, yang dikuasai pemberontak dan menewaskan sedikitnya 40 orang.

Baca: Kantor Berita Suriah Laporkan Serangan Rudal

Minggu (8/4) malam, Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump dan Presiden Perancis Emmanuel Macron mengecam keras serangan-serangan kimia di Suriah, dan sepakat bahwa pemerintah Presiden Bashar Al Assad “harus dimintai pertanggungjawaban karena terus berlanjutnya pelanggaran hak asasi manusia.”

“Mereka sepakat saling tukar informasi tentang serangan tersebut dan mengkoordinasikan tanggapan bersama yang kuat,” ujar Gedung Putih tentang pembicaraan kedua pemimpin melalui telepon itu.

Trump melalui Twitter pada Minggu pagi mengatakan akan ada “harga sangat mahal yang harus dibayar” atas apa yang disebutnya sebagai “serangan kimia tanpa pertimbangan” pada Sabtu (7/4) malam.

Dalam kecaman yang jarang dilakukannya terhadap pemimpin Rusia Vladimir Putin, Trump mengatakan “Presiden Putin, Rusia dan Iran bertanggungjawab” atas dukungan mereka terhadap “Animal Assad.” [em/jm]