Berdasarkan sebuah perjanjian baru, AS akan memperoleh akses ke empat pangkalan militer Filipina, selain lima pangkalan yang sudah digunakan AS. AS telah menyisihkan lebih dari 82 juta dolar untuk meningkatkan infrastruktur di pangkalan Filipina itu.
“Saya hanya ingin menjelaskan, kita tidak menginginkan basis permanen di Filipina,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Meski lokasinya tidak diumumkan, pejabat Filipina pada November mengumumkan bahwa AS meminta akses ke kamp militer di Luzon, di bagian utara Filipina yang dekat dengan Taiwan.
Gregory Poling, dari Center for Strategic and International Studies (Pusat Kajian Strategis dan Internasional) mengatakan, “Filipina juga menyiapkan resimen pesisir lautnya sendiri yang akan menggunakan rudal BrahMos dari India, dan akan memiliki jangkauan sekitar 200 mil. Jadi, bisa dibayangkan skenario di mana kemampuan ini berguna untuk menjangkau kapal-kapal China yang melakukan pendaratan amfibi di Taiwan atau memblokade pulau tersebut.”
Filipina juga bisa memberi AS akses ke pangkalan di Palawan di sepanjang pantai baratnya untuk membantu menanggapi perselisihan di Laut Cina Selatan.
“Memodernisasi aliansi tersebut, membangun jaringan lebih luas dengan sekutu Jepang dan Australia, sangat cocok dengan strategi keseluruhan AS yang mengandalkan lebih banyak pada sekutu-sekutunya dan menjadikan persekutuan ini lebih setara,” imbuhnya.
Your browser doesn’t support HTML5
China mengatakan langkah AS merusak stabilitas regional dan meningkatkan ketegangan di kawasan itu. China sekarang menjadi mitra dagang terbesar Filipina, dan ada kekhawatiran langkah tersebut dapat memicu pembalasan ekonomi dari China.
Lucio Pitlo III, dari lembaga Asia Pacific Pathways to Progress mengatakan, “Saya kira di sinilah Filipina harus bekerja dengan negara-negara lain di ASEAN untuk memastikan bahwa akan ada semacam dukungan dari negara-negara lain di ASEAN karena Filipina mencoba melakukan bagiannya dalam hal menjaga stabilitas wilayah dalam situasi yang lebih bergolak."
Ada sebagian warga yang menentang peningkatan kehadiran militer di wilayah tersebut. Banyak pengunjuk rasa mengatakan peningkatan kehadiran militer dikhawatirkan menjadi penyerahan kedaulatan Filipina ke Amerika. [my/jm]