Militer AS Ijinkan Perempuan Bergabung dalam Pasukan Tempur

Tentara AS, Janelle Zalkovsky, dari Batalyon 1, Resimen Artileri 320, Divisi Pesawat Tempur 101 di Ibriam Jaffes, Irak (Foto: dok).

Tentara perempuan Amerika dalam waktu dekat akan diizinkan menyetir tank dan menembakkan mortir setelah Pentagon membuka semua posisi tempur bagi perempuan mulai tahun baru.

Menteri Pertahanan AS Ashton Carter membuat pengumuman itu hari Kamis di Pentagon, mengatakan semua kekuatan tempur Amerika tidak bisa mengabaikan setengah dari populasi abad ke-21 yang perlu "mengambil kekuatan dari kelompok seluas mungkin," termasuk perempuan.

Saksikan liputan reporter VOA Jeff Seldin:

Your browser doesn’t support HTML5

US Opens All Military Combat Roles to Women

Tidak akan ada pengecualian, kata Carter. Artinya, sepanjang mereka memenuhi syarat dan standar, perempuan sekarang bisa berkontribusi bagi misi Amerika dengan berbagai cara yang sebelumnya dilarang.

Carter mengatakan tiga angkatan bersenjata Amerika mendukung perempuan menempati posisi yang paling berat dan berbahaya. Namun, Korps Marinir ingin membuat pengecualian tertentu berdasarkan studi yang menunjukkan perempuan mengurangi efektivitas pasukan tempur.

FILE - Marinir AS dan Pemimpin Tim Perempuan Sersan Sheena Adams (kiri) dan H.N. Shannon Crowley dari Batalyon 1, 8 Marinir AS duduk di dalam kendaraan lapis baja sebelum meninggalkan pangkalan militer di Musa Qala, Afghanistan selatan di provinsi Helmand.

Perempuan berangsur membuka jalan bagi peran tempur sejak pertengahan 1970-an ketika mereka pertama kali diizinkan masuk akademi militer dan menjadi anggota angkatan bersenjata Amerika Serikat. Saat ini, perempuan hanya dilarang melakukan tugas tempur; sekitar 10 persen tugas militer.

Setelah ditinjau selama tiga tahun, Carter mengatakan ia melihat data yang berbeda dan masalah Korps Marinir itu akan dibahas setelah aturan baru diberlakukan. [as/ii]

FILE - Konvoi Tentara Angkatan Darat AS mengacungkan ibu jari mereka untuk rekan mereka saat melewati perbatasan Kuwair saat penarikan pasukan dari Irak.