Militer China pada Senin (4/12) mengatakan sebuah kapal Angkatan Laut AS secara ilegal memasuki perairan yang berdekatan dengan Second Thomas Shoal, gugusan atol di Laut China Selatan yang disengketakan. Beberapa konfrontasi maritim belakangan ini terjadi di sana.
“AS secara serius mengacaukan perdamaian dan stabilitas regional,” kata juru bicara Teater Operasi Selatan China dalam sebuah pernyataan. Ditambahkan juga dalam pernyataan itu bahwa AS mengganggu Laut China Selatan dan melanggar kedaulatan China.
China sedang bersengketa dengan beberapa negara tetangganya terkait klaimnya yang meluas terhadap perairan teritorial di Laut China Selatan.
Angkatan Laut AS mengatakan USS Gabrielle Giffords, kapal tempur litoral kelas Independence, sedang melakukan operasi rutin di perairan internasional di Laut China Selatan, hal yang konsisten dengan hukum internasional.
“Setiap hari Armada ke-7 AS beroperasi di Laut China Selatan, seperti yang telah mereka lakukan selama puluhan tahun,” kata Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan. “Operasi ini menunjukkan kami berkomitmen dalam menegakkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.“
Dalam beberapa bulan terakhir, China telah beberapa kali berkonfrontasi dengan kapal-kapal Filipina dan memprotes kapal-kapal AS yang berpatroli di daerah sengketa.
Menurut militer China, kapal AS juga bergerak ke perairan yang berdekatan dengan apa yang disebut China sebagai Renai Reef, juga dikenal sebagai Second Thomas Shoal, yang merupakan bagian dari Kepulauan Spratly. Second Thomas Shoal terletak di zona ekonomi eksklusif Filipina, berdasarkan putusan mahkamah PBB pada tahun 2016.
BACA JUGA: China dan AS Saling Tuding atas Keberadaan Kapal AS di Laut China SelatanJuru bicara militer China mengatakan kapal AS dipantau dan diikuti, dan bahwa “pasukan China di wilayah itu dalam kesiagaan tinggi sepanjang waktu untuk dengan tegas membela kedaulatan nasional.”
“Kami tidak akan terhambat dalam melanjutkan kerja sama dengan sekutu-sekutu dan mitra kami dalam mendukung visi bersama kami untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Angkatan Laut AS.
Hari Minggu, Garda Pantai Filipina mengerahkan dua kapalnya di Laut China Selatan setelah memantau peningkatan jumlah kapal milisi maritim China yang “mengkhawatirkan” di sebuah kawasan terumbu karang di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina. [uh/ab]