Tentara Sudan dan pesaingnya kelompok paramiliter mengatakan mereka akan kembali memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam pada tengah malam dengan alasan kemanusiaan.
Keputusan tersebut diambil setelah terdapat tekanan internasional untuk mengizinkan adanya proses perjalanan yang aman bagi warga sipil dan masuknya bantuan. Keputusan tersebut juga tercetus setelah pertempuran terus berlanjut selama berhari-hari meskipun gencatan senjata telah disepakati sebelumnya.
Dalam pernyataan pada Minggu (30/4), kedua belah pihak yang berkonflik menuduh pihak lainnya telah melakukan pelanggaran. Perpanjangan gencatan senjata itu dilakukan saat warga sipil terus melarikan diri dari pertempuran. Sementara itu kelompok bantuan berusaha mendapatkan pasokan yang sangat dibutuhkan ke negara yang dilanda kekerasan itu.
Konflik pecah pada 15 April lalu antara tentara dan pasukan paramiliternya. Pertempuran tersebut mengancam Sudan terjerumus ke dalam perang saudara yang sengit.
PBB, pada Minggu, memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Sudan sudah berada pada "titik puncak".
"Skala dan kecepatan mengenai apa yang terjadi di Sudan, belum pernah terjadi sebelumnya," kata kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan. [my/rs]