Militer Etiopia Kendalikan Ibu Kota Tigray 'Sepenuhnya'

Para pengungsi Etiopia antre makanan di kamp pengungsi Um Rakuba untuk para pengungsi Etiopia yang melarikan diri dari wilayah Tigray, di perbatasan Sudan-Etiopia, Sabtu, 28 November 2020.

Perdana Menteri dan kepala staf militer mengatakan, Sabtu (28/11) sore, bahwa pasukan federal Etiopia telah "merebut kontrol penuh" atas ibu kota wilayah Tigray, Mekelle.

Pihak berwenang sebelumnya mengatakan bahwa pasukan pemerintah berada pada tahap akhir ofensif di wilayah itu dan akan melindungi warga sipil di Mekelle, yang berpenduduk 500 ribu orang.

Belum ada komentar dari pasukan Tigray di wilayah utara itu, yang telah memerangi tentara pemerintah selama tiga pekan terakhir.

"Pemerintah federal kini memegang kendali penuh atas Kota Mekelle," kata Perdana Menteri Abiy Ahmed dalam pernyataan di laman Twitternya. Pernyataan itu disampaikan menyusul pernyataan serupa dari Kepala Staf Angkatan Darat, Birhanu Jula, di laman Facebook militer.

Klaim-klaim dari berbagai pihak sulit diverifikasi karena sambungan telepon dan internet di kawasan itu telah putus dan akses dikontrol dengan ketat sejak pertikaian dimulai pada 4 November.

Sebelumnya pada Sabtu (28/11), seorang diplomat yang mengadakan kontak langsung dengan penduduk, dan pemimpin pasukan Tigray mengatakan pasukan federal telah memulai ofensif untuk merebut Mekelle. Pemerintah telah memberikan ultimatum kepada Front Pembebasan Rakyat Tigray (Tigray People's Liberation Fron/TPLF) untuk meletakkan senjata sebelum Rabu (25/11) atau menghadapi serangan di kota itu.

Ribuan orang diyakini telah meninggal dunia dan sekitar 43 ribu pengungsi telah lari menyelamatkan diri ke Sudan dalam konflik itu. Wilayah Tigray di utara juga berbatasan dengan negara Eritrea. Abiy menuduh para pemimpin Tigray memulai perang dengan menyerang para tentara federal di sebuah pangkalan di Tigray. TPLF mengatakan serangan itu merupakan sebuah serangan yang direncanakan. [vm/ft]