Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Senin (26/2) bahwa militer Israel telah memberi kabinet perangnya sebuah rencana untuk mengevakuasi ratusan ribu warga Palestina dari Gaza selatan menjelang rencana serangan darat terhadap militan Hamas di Rafah.
Pernyataan pada hari Senin itu tidak memberikan rincian tentang ke mana Israel berencana mengirim warga Palestina dan Mesir sendiri mengatakan tidak akan membuka perbatasannya.
Amerika Serikat, sekutu utama Israel dalam perang yang telah berlangsung selama hampir lima bulan melawan Hamas, telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan serangan darat di Rafah.
Israel melaporkan pada Senin bahwa mereka telah membunuh puluhan militan di daerah Zeytoun, sebelah timur Kota Gaza di bagian utara Jalur Gaza, serta di Khan Younis di Gaza selatan.
Militer Israel juga mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya melakukan serangan “jauh di wilayah Lebanon” yang menarget kelompok militan Hizbullah. Sumber keamanan mengatakan serangan itu menarget lokasi di dekat Kota Baalbek, dan Hizbullah mengatakan dua orang tewas dalam serangan tersebut.
BACA JUGA: Pejabat WHO dan PBB Kaji Kerusakan di Rumah Sakit Al-Amal“Saya di sini untuk mengkaji bagaimana kami meningkatkan daya tembak kami dan siap untuk bertindak melawan Hizbullah di mana pun, dengan intensitas yang semakin meningkat. Kami menyakiti para aktivis, kami menyakiti para komandan Hizbullah, dan mereka mencari penggantinya, dan saya dapat memberitahu Anda bahwa saya tidak melihat satu pun sukarelawan, semua orang takut,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Israel dan Hizbullah, yang merupakan sekutu Hamas, terlibat dalam baku tembak yang melintasi perbatasan selama perang Israel-Hamas berlangsung, sehingga memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah.
Sebelumnya pada Senin, Israel mengatakan sebuah rudal mencegat salah satu drone Israel saat terbang di atas Lebanon. Hizbullah mengatakan pertahanan udaranya telah menembak jatuh drone tersebut.
Sementara perang terus berlangsung, para pejabat AS, Israel, Mesir dan Qatar bertemu di Qatar untuk berusaha merundingkan gencatan senjata selama berminggu-minggu dan pembebasan 100 lebih sandera yang masih ditahan oleh Hamas, dari 240 orang yang mereka tangkap dalam serangan 7 Oktober.
Sekitar 100 sandera dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November. Militer Israel mengatakan mereka yakin sekitar 30 sandera yang disandera oleh Hamas tewas atau terbunuh di Gaza. [lt/jm]