Militer Israel Izinkan 231 Pasien dan Perawat Keluar dari Gaza untuk Berobat di Luar Negeri

  • Associated Press

Seorang anak Palestina yang kakinya diamputasi duduk di dalam ambulans bersama kerabatnya saat menunggu untuk dikirim keluar dari Jalur Gaza untuk mendapatkan pengobatan. Pengiriman pasien tersebut berlangsung di Khan Younis, pada 27 Juni 2024. (Foto: AP/Abdel Kareem Hana)

Militer Israel mengatakan pihaknya telah mengizinkan 231 pasien dan perawat mereka untuk mengungsi dari Jalur Gaza untuk mendapatkan perawatan medis di luar negeri.

COGAT, badan militer yang bertanggung jawab untuk urusan warga sipil di Gaza, pada Rabu (6/11) mengatakan bahwa mereka pergi melalui perlintasan perbatasan Kerem Shalom dengan Israel.

Badan itu mengatakan 78 pasien dan 132 perawat mereka pergi menuju Uni Emirat Arab, dan enam pasien serta 15 perawat mereka pergi menuju Rumania.

Operasi tersebut dikoordinasikan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Uni Eropa dan Uni Emirat Arab, yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2020.

Pada Selasa (5/11), Dr. Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Wilayah Pendudukan Palestina, mengatakan, badan kesehatan PBB membantu mengoordinasikan evakuasi itu berdasarkan daftar kandidat prioritas yang disusun oleh Kementerian Kesehatan di Gaza.

“Para pasien itu merupakan campuran dari pasien trauma, juga penyakit kronis. Kami juga melakukan evakuasi medis banyak pasien kanker,” kata Peeperkorn.

BACA JUGA: Israel Luncurkan Serangan Udara Mematikan di Lebanon

Israa al-Halabi, yang putranya, Abdel-Moneim, terkena pecahan peluru, dengan penuh semangat menunggu evakuasi di bangsal rumah sakit di Rafah pada Selasa. Ia dan putranya akan pergi ke Uni Emirat Arab sehingga Abdel-Moneim dapat memperoleh perawatan untuk luka bakar dan kakinya yang diamputasi.

Khitam Darwish dan putranya, Ali Darwish, juga siap berangkat. Ali, yang menderita autisme, mengalami cedera mata dan hemiplegia serta luka bakar di punggung.

Israel telah mengontrol semua perlintasan perbatasan di Gaza sejak menginvasi kota di bagian selatan, Rafah, di perbatasan dengan Mesir, pada Mei lalu.

Perang Israel-Hamas, yang kini memasuki tahun kedua, telah menghancurkan sistem kesehatan Gaza, dengan kurang dari separuh rumah sakit di wilayah tersebut hanya berfungsi sebagian.

Ribuan orang masih berada dalam daftar tunggu untuk meninggalkan Gaza.

Peeperkorn mengatakan, “WHO memperkirakan antara 12.000 hingga 14.000 pasien kritis harus dievakuasi keluar Gaza untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan pengobatan yang patut mereka dapatkan.” [uh/ab]