Militer Israel Katakan Operasinya Tewaskan Puluhan Anggota Militan di Gaza

Tentara Israel menjalankan operasi di sebuah area di Khan Younis, Gaza, dalam potongan gambar dari sebuah video yang dirilis Pasukan Pertahanan Israel pada 1 Februari 2024. (Foto: IDF/Handout via Reuters)

Militer Israel melaporkan pihaknya telah membunuh puluhan anggota militan di Jalur Gaza pada Senin (5/2) ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kembali ke Timur Tengah untuk mendesak tercapainya jeda baru dalam pertempuran yang terus berlangsung.

Pasukan pertahanan Israel mengatakan operasinya yang berlangsung sepanjang hari mencakup serangan udara dan pertempuran di darat di Khan Yonis, Gaza selatan, serta juga serangan ke wilayah Gaza utara dan tengah.

Kementerian Kesehatan yang dikuasai Hamas mengatakan, setidaknya 128 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel yang berlangsung pada Minggu (4/2) malam hingga Senin.

PBB mengatakan pertempuran sengit di Khan Younis memaksa warga sipil mengungsi semakin jauh ke wilayah selatan menuju Rafah, di mana lebih dari setengah penduduk Gaza sudah mencari perlindungan.

BACA JUGA: Sekjen PBB Tunjuk Kelompok Independen untuk Evaluasi UNRWA

PBB menaksir 75% dari penduduk Gaza telah mengungsi dan menambahkan bahwa warga Palestina menghadapi "kekurangan makanan, air, perlindungan dan obat-obatan yang akut."

Gencatan senjata, pelepasan sandera

Sebuah usulan terkait gencatan senjata dapat meningkatkan pasokan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, dan juga pelepasan sandera yang ditahan oleh para anggota militan Hamas.

Para pemimpin Hamas telah mempertimbangkan usulan tersebut selama seminggu setelah prakarsa tersebut muncul dalam diskusi antara mediator dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

"Bola saat ini berada di pihak Hamas," ungkap seorangan pejabat senior Departemen Luar Negeri AS kepada wartawan. Pejabat itu mengatakan Mesir dan Qatar telah mendorong Hamas untuk menerima apa yang AS gambarkan sebagai "proposal yang kuat dan meyakinkan," namun pada akhirnya keputusan ada di tangan Hamas. [jm/ka/rs]