Pasukan keamanan Mesir telah membubarkan sebagian besar pengunjuk rasa dari masjid Al-Fatah di Kairo, mengakhiri ketegangan di kawasan tersebut.
Pasukan keamanan mengepung Masjid Al-Fatah, tempat berlindung massa pro-Morsiyang mengungsi hari Sabtu (17/8) pasca "Hari Kemarahan" yang memicu bentrokan di ibukota dan di tempat-tempat lain di Mesir.
Video dari lokasi kejadian memperlihatkan pasukan keamanan sedang mengarahkan tembakan ke Masjid Al-Fatah di dekat Lapangan Ramses, dan kekacauan yang terjadi di dalam bangunan itu sewaktu orang-orang mencari perlindungan.
Para wartawan di luar masjid mengatakan pasukan keamanan baku tembak dengan seseorang yang menembaki mereka dari ketinggian di menara masjid, tetapi tidak jelas siapa yang mengawalinya.
Konfrontasi antara pasukan keamanan di luar masjid dan demonstran di dalam masjid telah berlangsung beberapa jam sebelum tembak menembak terjadi pada tengah hari. Para aktivis tersebut merupakan pendukung gerakan Ikhwanul Muslimin yang pro-Morsi dan menginginkan jabatannya dipulihkan.
Warga sipil berkerumun dan berlalu lalang di luar masjid. Para wartawan mengatakan banyak di antara mereka merupakan penentang Ikhwanul Muslimin dan menyebut anggota kelompok itu sebagai “teroris”.
Hazem el-Beblawi, yang diangkat sebagai perdana menteri sementara setelah militer menyingkirkan dan menahan Morsi pada awal Juli, mengatakan bahwa pemerintah sedang mengupayakan kerukunan dan rekonsiliasi. Tetapi, tambahnya, ini tidak akan melibatkan mereka yang “tangannya ternoda oleh darah”.
Krisis terbaru Mesir dimulai hari Jumat, sewaktu ribuan pendukung Ikhwanul Muslimin turun ke jalan-jalan mengikuti protes “Hari Kemarahan”, dan bentrokan merebak antara demonstran dan pasukan keamanan, di Kairo dan kota-kota lain di Mesir.
Seorang juru bicara pemerintah Mesir hari Sabtu mengatakan bahwa pembantaian sehari sebelumnya telah menyebabkan 173 orang tewas dan lebih dari seribu orang luka-luka. Dalam acara yang ditayangkan secara nasional, juru bicara itu mengatakan 57 petugas keamanan termasuk di antara yang tewas, dan jumlah korban tewas terbanyak, 95 orang, terdapat di Kairo.
Juru bicara itu menuduh Ikhwanul Muslimin membesar-besarkan jumlah korban, dan mengatakan para pendukung Ikhwanul telah menyerang kantor-kantor polisi, penjara dan gereja. Pejabat pemerintah, Shereef Shawki mengatakan pihak berwenang sedang mempertimbangkan pembubaran resmi Ikhwanul Muslimin.
Sementara itu, kerumunan besar pendukung Morsi turun ke jalan hari Sabtu di Kairo, Alexandria dan beberapa kota lain, mengabaikan jam malam yang ditetapkan. Rekaman menunjukkan para demonstran menyanyi dan melambaikan bendera dan poster pemimpin terguling, Mohammad Morsi.