AS Bangun Rumah Desain Khusus bagi Prajurit Cacat

Sersan John Borders (kanan), veteran yang terluka di Irak, di ruang keluarganya (foto: dok).

Militer Amerika bekerja sama dengan perusahaan real estate dan arsitek terkenal menydiakan rumah berteknologi canggih bagi para prajurit cacat.
Lebih dari 200.000 tentara Amerika pulang dari Irak atau Afghanistan dengan cacat fisik dan emosi. Kini, militer Amerika bekerja sama dengan perusahaan real estate dan arsitek terkenal menyediakan rumah berteknologi canggih dan bisa diakses penyandang cacat guna menetapkan standar hidup baru bagi prajurit yang cacat dan mungkin juga bagi 54 juta warga Amerika lain yang cacat.

Rumah-rumah itu tampak khas perumahan Amerika di pinggiran kota. Tetapi di dalamnya, hampir semua aspek telah dirancang bagi tentara Amerika penderita cacat yang kembali ke Fort Belvoir di Virginia utara.

Ruang terbuka dan panjang, lorong yang lebar memudahkan gerakan kursi roda

Tempat-tempat penyimpan dilengkapi rak-rak yang bisa ditarik, kamar mandi memiliki besi pegangan yang kokoh, dan hampir setiap kamar berpintu geser.

Casey Nolan, yang bekerja pada Clark Realty, mengatakan bahwa Proyek Rumah Bagi Tentara Cedera itu memiliki beberapa tujuan. "Yang kami lakukan bukan hanya membangun rumah yang jauh melampaui standar peraturan bagi penyandang cacat, tetapi mewujudkan tempat yang ingin dihuni siapa pun," paparnya.

Jadi, di dapur, ada tombol yang membuat wastafel dan kompor naik turun. Meja pun bisa disesuaikan bagi setiap anggota keluarga.

Michael Graves, salah seorang arsitek terkenal, mengatakan, "Ketika memulai proyek ini, kami berniat membuat rumah yang orang lain tidak serta merta tahu bahwa penghuni rumah ini adalah penyandang cacat."

Bangunan-bangunan rancangan Graves dan timnya di seluruh dunia memenangi penghargaan. Tahun 2003, infeksi yang langka membuatnya lumpuh dari pinggang ke bawah. Graves merasa secara unik memenuhi syarat untuk merancang rumah bagi tentara yang cacat.

Presiden Obama di Fort Stewart, Georgia (27/4)

Walau banyak tentara pulang dengan berkursi roda, lebih banyak tentara pulang dengan menyandang bentuk cacat lain, seperti yang dituturkan purnawirawan Kapten Alvin Shell. "Sisi kanan tubuh saya menderita luka bakar tingkat tiga, mulai dari persis di bawah bahu, terus ke bawah sampai ke mata kaki," paparnya.

Shell cedera di Irak ketika berusaha menyelamatkan tentara lain dari truk yang terbakar. Ia juga kehilangan penglihatan dan gangguan stres pasca-trauma.

Karena itu, tim Prajurit Cedera, Wounded Warrior, meminta Shell dan istrinya, bertindak sebagai penasehat.

Ia menyarankan penggabungan jendela besar dan pintu kaca supaya cahaya alami masuk, yang merupakan terapi, sekaligus memberi rasa aman. Tombol sentuh memudahkan penderita luka bakar dan amputasi membuka pintu.

Luka bakar menyulitkan Shell mengatur suhu tubuh, sehingga ia menyarankan disediakannya beberapa termostat dalam rumah.

Graves berharap rumah yang dirancang khusus bagi penyandang cacat ini tidak hanya tersedia bagi tentara.

Dua rumah bagi tentara yang cacat telah selesai dibangun. Sembilan belas rumah lain direncanakan bagi tentara yang kembali aktif bertugas di Fort Belvoir dalam tahun-tahun mendatang.