Minimalkan Limbah, Bunga Tiruan Jadi Alternatif Untuk Valentines

  • Associated Press

Buket-buket bunga untuk Valentines atau Hari Kasih Sayang dipajang di Stasiun Victoria di London, Inggris, Jumat, 14 Februari 2025. (Foto: Maja Smiejkowska/Reuters)

Hari Valentine adalah salah satu saat paling sibuk bagi toko-toko bunga di mana jutaan tangkai bunga terjual di seluruh dunia.  Bagi mereka yang berharap bunga-bunga indah itu bisa bertahan lama, kini dapat beralih ke bunga tiruan.

Buket bunga mawar merupakan simbol cinta bagi banyak orang yang merayakan Hari Valentine pada 14 Februari. Bagi toko bunga, ini adalah salah satu hari tersibuk dalam satu tahun. Britist Florist Associated mencatat ada 250 juta batang bunga terjual di seluruh dunia saat Hari Valentine, atau dikenal sebagai Hari Kasih Sayang.

Namun demikian penggunaan bunga dalam jumlah besar ini ditengarai juga menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Menurut Business Waste, suatu perusahaan yang mengelola limbah bisnis di Inggris, Hari Valentine menghasilkan tambahan sembilan juta kilogram CO2 dibandingkan hari rata-rata.

Oleh karena itu kini muncul tren menggunakan bunga artifisial atau bunga tiruan, sebagai alternatif pengganti bunga segar karena dapat digunakan kembali; meski terbuat dari poliester dan plastik.

BACA JUGA: Peringati Hari Valentine, 103 Pasangan Menikah Massal di Lima, Peru

Pengecer bunga, Emerald Eternal Green, melakukan penelitian independen untuk membandingkan jejak karbon bunga buatan dan bunga segar. Untuk bunga buatan, emisinya adalah 0,498 kg CO2 per batang. Sementara untuk bunga segar, emisi yang dihasilkan adalah 0,555 kg CO2 per batang bunga.

Minim Limbah

Pada 2022, Ett Hem London – pemasok bunga untuk The Royal Opera House, Istana Kensington, dan Istana Buckingham – mulai menawarkan bunga dan karangan bunga tiruan secara daring.

Co-Founder dan Direktur Desain Ett Hem London, Elena Maxe, mengatakan selama masa kuncitara (lock down) dia memberi hadiah bunga segar, tetapi tidak senang dengan limbah yang ada setelah bunga layu. Hal ini yang mendorongnya untuk menciptakan bisnis bunga tiruan.

"Kami melihat adanya peningkatan besar jumlah karangan bunga yang sangat indah, yang dihadiahkan orang-orang kepada yang mereka cintai. Bukan hanya laki-laki yang memberikan karangan bunga untuk pasangannya, tetapi juga perempuan yang membeli bunga sebagai hadiah untuk dirinya sendiri; atau untuk teman dan sahabatnya. Sangat menyenangkan melihat semua hal ini," kata Maxe.

Maxemembuat bunga-bunga tiruan dengan tekstur yang realistis. Batang bunga tiruannya memiliki kawat yang dapat ditekuk sehingga mudah ditata. Mawar dan hydrangea dibuat dari poliester dengan lapisan sentuhan nyata, yang terasa seperti lilin saat disentuh. Ada pula mawar merah berukuran besar, peony, dan anthurium.

Buket-buket bunga mawar untuk Hari Valentines dipajang di Stasiun Victoria di London, Inggris, Jumat, 14 Februari 2025. (Foto: Maja Smiejkowska/Reuters)

Ett Hem London sudah mulai merasakan peningkatan penjualan bunga tiruan untuk Hari Valentine sejak pertengahan Januari, saat sejumlah pelanggan membeli 100 mawar merah.

Ini adalah Hari Valentine kedua bagi Ett Hem London, dan tahun ini mereka memperluas jangkauannya dengan menyertakan hadiah lainnya.

"Momentumnya sangat besar. Saat Natal 2024, omzet penjualan bunga tiruan kami naik kira-kira 300 persen dan itu sangat besar. Kami hampir tidak dapat memenuhi permintaan," kata Elena.

Jaga Lingkungan, Warga Inggris Gunakan Bunga Tiruan

Lain lagi dengan Lydia Duffell, pendiri dan direktur Everbloom London, yang memulai bisnisnya pada 2020.

“Menurut saya keinginan menghadiahkan bunga pasti berkembang dan terus berkembang. Dari sudut pandang domestik, semakin banyak orang yang memiliki bunga di rumah mereka. Sementara dari sudut pandang komersial, kalau Anda pergi ke restoran, bunga-bunga juga memenuhi langit-langit dan dinding. Hal ini mendorong permintaan bunga," kata Duffell.

Your browser doesn’t support HTML5

Dari Kolombia via Miami: Bergairahnya Penjualan Mawar untuk Valentine di AS

Duffell menjelaskan bahwa dia memiliki pelanggan setia yang membeli lagi dan lagi.

“Sering kali orang bertanya kepada saya, mengapa Anda menjual sesuatu yang tidak akan mati padahal Anda jelas menginginkan pembelian berulang? Jawabannya sederhana. Jika orang membeli bunga tiruan dan menyukainya, maka mereka pasti akan kembali lagi," imbuhnya.

Bisnis Bunga Tiruan Melonjak

Donna Zurcher, pemilik Mezu Silk Flowers, pedagang grosir bunga tiruan, menjelaskan bagaimana sejak ia memulai bisnis lebih dari sepuluh tahun lalu, persepsi publik tentang bunga tiruan telah jauh berubah.

SOT : DONNA

“Ketika saya pertama kali terjun ke bisnis ini, jika Anda mengatakan bunga palsu atau buatan yang terbuat dari sutra, semua orang akan mengangkat alis mereka dan mengatakan, 'wah itu jelek sekali. Kelihatannya palsu," kata Donna.

Namun, seiring waktu, teknologi banyak berubah, imbuhnya.

Seorang penjaga toko mengatur buket-buket bunga di pasar grosir bunga New Covent Garden menjelang Hari Valentine di London, 13 Februari 2013. (Foto: Andrew Winning/Reuters)

Cara pandang konsumen juga berubah ketika mereka melihat bunga-bunga tiruan ini di rumah teman, di kantor, di toko, di beberapa toserba, atau di pesta pernikahan, dan melihat bunga yang menakjubkan, kata Donna, seraya mengatakan wartawan juga banyak membantu bisnisnya.

"Kami memiliki beberapa artikel yang sangat menarik selama beberapa tahun terakhir di sejumlah majalah, yang menyebutkan betapa cantiknya bunga sutra tiruan. Ini benar-benar soal kualitas. Warna bunga tiruan yang semula tampak seperti plastik yang jelek, kini terlihat alami seperti aslinya," tuturnya

Menurut Grand View Research, sebuah perusahaan riset pasar dan konsultasi yang berbasis di India & Amerika Serikat, pasar bunga buatan global pada tahun 20204 lalu mencapai $3,09 miliar. Antara 2025 dan 20230, pasar bunga ini diproyeksikan akan tumbuh pada tingkat tahunan 6,7 persen. [em/jm]