Minoritas Konservatif (Mungkin) Ubah Wajah Gereja Katolik AS

  • Associated Press

Seorang perempuan duduk sendirian sebelum Misa Katolik di Benedictine College di Atchison, Kansas, Minggu, 29 Oktober 2023. (AP Photo/Charlie Riedel)

Di berbagai wilayah Amerika Serikat, gereja Katolik sedang berada dalam perubahan. Meski kecil, gerakan konservatif terus tumbuh, terutama didorong oleh wacana baru yang dinilai tidak sejalan dengan ajaran Katolik itu sendiri.

Generasi-generasi umat Katolik yang menerima modernisasi pada 1960-an oleh Konsili Vatikan II, semakin memberi jalan bagi kalangan konservatif keagamaan.

Ryan Richardson, pendeta di Biara St Benedictus di Benedictine College, Atchison, Kansas, mengatakan, “Selama 20 tahun terakhir, pendulum itu telah mengayun jauh ke sisi kanan. Jadi saat ini, maksud saya di hampir semua pelayanan kampus, Anda bertemu dengan pendeta, dan yang pokok adalah adorasi Ekaristi,” kata Richardson.

Berkurangnya jemaat yang datang ke gereja, semakin banyaknya imam tradisional, dan umat Katolik muda yang mencari lebih banyak ortodoksi, telah mengubah paroki dan universitas keagamaan di seluruh Amerika. Ini membuat mereka kadang-kadang bertentangan dengan Paus Fransiskus dan sebagian besar umat Katolik dunia.

Mahasiswa Benedictine College, dari kiri: Ashley Lestone, Hannah Moore, Niki Wood, dan Madeline Hays tertawa bersama saat mereka membaca kitab doa mereka sebelum berdoa sore di sebuah kapel di rumah mereka di Atchison, Kansas, 3 Desember 2023.(AP/Charlie Riedel)

Salah satunya adalah Madeline Hays, mahasiswi biologi tingkat akhir yang berumur 22 tahun. “Saya pikir, banyak anak muda benar-benar telah kehilangan arah. Dan sebagian dari kami telah mencoba untuk menemukan atau menghidupkan lagi tujuan hidup melalui lembaga-lembaga, misalnya melalui lembaga gereja,” kata Hays.

Benedictine College telah menjadi surga bagi anak muda Katolik yang konservatif. Sebagian bahkan menyebut perguruan tinggi ini “gelembung Benedictine”.

Populasinya terus tumbuh, dengan pendaftaran masuk ke perguruan tinggi ini meningkat dua kali lipat selama dua puluh tahun terakhir.

Your browser doesn’t support HTML5

Minoritas Konservatif (Mungkin) Ubah Wajah Gereja Katolik AS

Hays menjalankan aturan-aturan gereja dengan serius, mulai dari larangan seks pranikah hingga pengakuan dosa. Dan dia dengan serius mempertimbangkan untuk menjadi biarawati. Dia tinggal bersama tiga mahasiswi lain, yang juga mempertimbangkan panggilan hati yang sama.

“Ada banyak hal yang tidak bisa dinegosiasikan bagi sebagian besar kami, umat Katolik yang taat. Kami tidak percaya gereja mengatakan bahwa alat kontrasepsi adalah sesuatu yang bisa diterima,” kata Hays lagi.

Dia juga memasukkan soal pendeta perempuan dan pernikahan sejenis dalam daftar serupa.

Tetapi dia juga bergumul dengan kepercayaannya sendiri dalam doktrin Katolik, yang melihat orang-orang baik, termasuk sejumlah kawannya sendiri, sebagai pendosa.

Umat Katolik mengikuti misa di Benedictine College di Atchison, Kansas, Minggu, 3 Desember 2023. (AP/Charlie Riedel)

“Pernikahan sejenis adalah sesuatu yang seperti itu, dan banyak dari kami harus bergelut dengan isu itu karena sekarang kami memiliki banyak teman. Atau misalnya kita pergi ke sekolah dan kita menemukan banyak orang yang benar-benar baik, tetapi mereka masuk kelompok orientasi seksual minoritas, dan karena itu banyak dari kami yang bergulat dengan isu itu,” tambah Hays.

Namun dia juga tidak ingin berubah, dan tidak percaya bahwa gereja juga akan berubah.

Polarisasi dan Globalisasi

Profesor Massimo Faggioli dari Universitas Villanova, sebuah universitas riset Katolik di Pennsylvania, menjelaskan paham Katolik di Amerika Serikat saat ini, sangat terpolarisasi dan mengalami globalisasi.

“Artinya, gereja Katolik yang kurang terlihat seperti di Eropa dan lebih seperti Katolik di negara-negara Amerika Latin atau Afrika, di mana ada ketegangan yang sangat kuat antara apa yang dimaksud dengan melindungi keluarga pada tingkat legislatif, sebagai contoh, atau membuat undang-undang tentang hak-hak LGBTQ,” kata Faggioli, profesor dalam sejarah teologi.

Your browser doesn’t support HTML5

Minoritas Konservatif (Mungkin) Ubah Wajah Gereja Katolik AS

Matthew Ramage, profesor teologi di Benedictine College, percaya bahwa masa depan gereja Katolik di Amerika Serikat, akan lebih bersifat ortodoks.

“Saya kira, perpecahan yang Anda lihat dalam Katolik, lebih kurang, terjadi sejalan dengan garis politik Amerika di negara ini,” kata Ramage.

Namun, perubahan dari paroki yang progresif ke konservatif tidak terjadi di semua tempat. Meskipun pengaruhnya terus tumbuh, Katolik konservatif masih menjadi minoritas.

“Yang paling penting adalah intensitasnya,” kata Faggioli.

Gerakan konservatif tersinggung oleh pandangan Paus yang lebih liberal dalam hubungan sesama jenis dan percerian. Beberapa pihak menolak pandangan itu sepenuhnya.

“Ini akan menjadi momen yang sangat menarik ketika Paus Fransiskus mengundurkan diri atau meninggal, karena jelas, dari Amerika Serikat, akan ada dorongan untuk sesuatu yang sangat berbeda,” kata Faggioli. [ns/uh]