Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tiba di Nagorno-Karabakh pada hari Minggu (1/10) seiring berakhirnya eksodus massal warga etnis Armenia dari wilayah tersebut, menyusul serangan militer Azerbaijan pada bulan lalu, menurut laporan media Azerbaijan.
Misi yang dipimpin seorang pejabat senior lembaga bantuan PBB itu menjadi misi PBB pertama yang memasuki wilayah tersebut dalam 30 tahun terakhir.
Armenia telah meminta Mahkamah Internasional (International Court of Justice) untuk memerintahkan Azerbaijan menarik seluruh pasukannya dari wilayah sipil di Nagorno-Karabakh dan memberikan akses kepada PBB.
Mahkamah Internasional pada Februari lalu memerintah Azerbaijan untuk menjamin kebebasan pergerakan melalui area yang dikenal dengan nama koridor Lachin dari dan ke wilayah tersebut.
Proses perpindahan warga yang ingin merelokasi diri dari Nagorno-Karabakh ke Armenia akan segera berakhir, kata kantor berita Rusia RIA mengutip pernyataan pemerintah Armenia pada Minggu malam.
BACA JUGA: PM Armenia Kembali Tuduh 'Pembersihan Etnis' Armenia di Nagorno-KarabakhSebelumnya pada hari yang sama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa lebih dari 100.000 warga etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh telah berpindah dalam waktu kurang dari seminggu.
“Kami telah mengaktifkan sistem darurat kami dan akan mengirimkan pakar dari berbagai disiplin ilmu ke negara itu, termasuk kesehatan mental, manajemen luka bakar, layanan kesehatan utama dan koordinasi darurat setelah melakukan penilaian menyeluruh atas kebutuhan yang ada,” kata Dr. Hans Henri P. Kluge, direktur kawasan Kantor Regional WHO untuk Eropa, dalam sebuah pernyataan.
“Tantangannya sungguh besar dan kami siap melakukan semua yang kami bisa.”
Kepergian warga etnis Armenia yang kelaparan dan kelelahan minggu lalu diperparah dengan sebuah ledakan di depot bahan bakar yang menewaskan sedikitnya 170 orang. [rd/jm]