“Momo Challenge” Picu Kekhawatiran di AS

Trend media sosial “Momo Challenge” kini meresahkan di Amerika dan seluruh dunia (foto: Durham Emergency Communications Center).

Trend media sosial baru yang berbahaya, “Momo Challenge,” yang mendorong anak-anak melakukan tindakan berbahaya, bahkan hingga bunuh diri, menimbulkan keprihatinan di Amerika. Seorang anak di Argentina dikabarkan meninggal karena ingin unjuk nyali menjawab tantangan itu. Tantangan ini mirip “Blue Whale Challenge” di Rusia pada tahun 2017 lalu.

“Momo Challenge” yang berawal dengan notifikasi di jaringan media sosial, seperti WhatsApp, YouTube, YouTube Kids, Fortnite, Facebook dan Twitter, meluas di Amerika dan sebagian negara lain minggu ini. “Momo Challenge” menantang anak-anak melakukan tindakan berbahaya, dan bahkan bunuh diri.

Otorita berwenang bertindak cepat menanggapi hal ini dengan mengeluarkan peringatan kepada orang tua lewat serangkaian email. Racine Unified School District di negara bagian Wisconsin misalnya mengirim email yang mengingatkan orang tua untuk mencermati penggunaan media sosial anak-anak.

“Momo Challenge mendorong siswa untuk melakukan tindakan berbeda, tantangan berbeda, yang dapat berbahaya, bahkan mendorong mereka melakukan bunuh diri,” ujar Stacy Tapp, Kepala Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Racine Unified School District dalam email kepada orang tua di distriknya.

Hal senada dilakukan beberapa distrik lain, yang tidak saja mengirim email, tetapi juga rekaman pesan melalui telepon untuk memastikan agar orang tua menerima dan memahami pesan itu.

“Bicara pada mereka (anak-anak.red) dan didik mereka tentang isi website yang tepat, dorong untuk berkomunikasi secara terbuka atas apa yang mereka alami. Beritahu bahwa tantangan-tantangan itu tidak aman dan berbahaya,” demikian pesan yang disampaikan lewat rekaman telepon.

Sementara Durham Emergency Communication Service di negara bagian North Carolina menggunakan seluruh jaringan media sosialnya untuk menenangkan dan sekaligus mengingatkan warga masyarakat, terutama orang tua, akan bahaya “Momo Challenge.”

Trend media sosial “Momo Challenge” kini meresahkan di seluruh dunia (foto: Durham Emergency Communications Center).

National Online Safety Keluarkan Peringatan Berkala

National Online Safety hari Selasa (26/2) secara khusus mengeluarkan peringatan tentang hal ini dan pedoman bagi orang tua untuk memonitor aktifitas anak-anak di dunia maya.

“Ada sejumlah laporan di hampir seluruh jaringan media utama tentang 'Momo.' Untuk menanggapi hal ini kami telah menciptakan sebuah pedoman yang memberikan informasi bagi orang tua dan wali anak-anak. Kami mendorong orang tua dan wali anak-anak untuk membaca pedoman ini, yang mencakup tips untuk memonitor secara lebih baik aktifitas anak-anak di dunia maya dan membicarakan dengan anak-anak secara lebih dalam tentang keamanan di dunia maya.”

Pesan yang sama juga diulang-ulang secara berkala di Twitter. “Kami mendengar dari ratusan sekolah dan orang tua yang khawatir tentang #MomoChallenge yang mengerikan, yang dilaporkan muncul di video-video yang disaksikan anak-anak di YouTube, yang menimbulkan kepanikan dan kemarahan di kalangan masyarakat. Kami berharap pedoman yang kami susun ini bermanfaat,” tulis National Online Safety.

“Momo Challenge” Muncul Lewat Berbagai Aplikasi Media Sosial

“Momo Challenge” - dengan ikon perempuan sangat kurus dengan mata lebar – diambil dari sebuah patung di Jepang. Penerima pesan atau tantangan ini akan diberi sejumlah instruksi untuk melakukan tindakan, seperti memotong rambut, menggunakan benda tajam tidak semestinya atau lompat dari ketinggian dan lain-lain, yang dapat membahayakan diri individu yang bersangkutan atau orang lain. Pesan ini muncul lewat berbagai aplikasi media sosial.

Sejumlah orang tua di Spring Hope Elementary School di North Carolina melaporkan kepada polisi bahwa anak-anak mereka melihat gambar yang tidak menyenangkan dan mengganggu, yang bermunculan atau “popping up” ketika mereka sedang menonton video-video YouTube.

YouTube Tidak Melihat Video “Momo Challenge”

Namun YouTube hari Rabu (27/2) mengatakan, “Kami ingin menjelaskan sesuatu terkait 'Momo Challenge.' Kami tidak melihat bukti adanya video-video yang mempromosikan 'Momo Challenge' di YouTube. Video-video yang mendorong tindakan melukai dan berbahaya jelas bertentangan dengan kebijakan kami.”

Lebih jauh YouTube mencuit bahwa: "Jika ada yang melihat video-video berbahaya seperti itu, “harap segera beritahukan kepada kami. Tantangan-tantangan ini jelas bertentangan dengan Pedoman Masyarakat kami.”

Ratusan Remaja di Rusia Bunuh Diri Diduga karena “Blue Whale Challenge”

Tantangan di media sosial yang meresahkan seperti ini mulai mendapat perhatian luas publik setelah munculnya laporan yang mengaitkan aksi bunuh diri ratusan remaja di Rusia dengan tantangan yang disebut sebagai “Blue Whale Challenge” pada tahun 2017 lalu. Tantangan yang beredar selama 50 hari, sebelum otorita berwenang berhasil mengatasinya, mendorong remaja untuk melukai diri mereka dengan pisau atau pisau cukur, untuk membuat bentuk ikan paus di pergelangan tangan atau kaki. Gambar atau foto contoh tantangan luka yang diserukan itu dibagikan lewat media sosial.

“Blue Whale Challenge” juga mendorong remaja untuk menonton film horor sepanjang hari dan membangunkan mereka pada dini hari untuk melakukan tindakan berbahaya yang dipertarungkan, dan memasangnya di dunia maya. Permainan ini tadinya diduga berawal dari Rusia, tetapi sejumlah laporan menyatakan permainan ini juga muncul di Ukraina, India dan Amerika.

Otorita berwenang di Rusia tahun lalu menangkap Nikita Nearonov, usia 22 tahun, yang diduga sebagai otak permainan itu. Mereka yakin pecandu komputer itu adalah “pelaku” yang berbahaya dan telah membuat sedikitnya 10 remaja putri di bawah umur bunuh diri. Tetapi polisi masih menyelidikinya untuk melihat kaitan dengan ratusan aksi bunuh diri serupa. (em)